hidup adalah bagaimana kau menghargainya
hidup adalah bagaimana kau menjalaninya
dan hidup adalah bagaimana kau berterima kasih kepada tuhan
lalu bagaimana dengan tujuan di dalam kehidupan?
lalu bagaimana dengan pencapaian di dalam kehidupan?
apakah mereka bagian dari kehidupan?
apakah mereka adalah kehidupan?
apakah mereka ukuran dari keberhasilan kehidupan?
entahlah...
terkadang hidup membuatku tak mengerti
terkadang hidup membawa tanya dalam diri
terkadang hidup terasa tak berarti
tapi,
bagaimana pun kehidupan ini berjalan
bagaimana pun kehidupan ini nanti
bagaiman pun Tuhan mentakdirkan kehidupan
aku tetap percaya
bahwa apapun yang terjadi
pasti memiliki arti...
bahwa apapun yang terjadi
pasti memiliki makna di dalam diri..
karena apa pun yang terjadi
pasti ada rencana indah Tuhan
untuk hati yang lemah ini
Sabtu, 19 Desember 2015
CERBUNG
Lentera Hati
# 3
Sejenak aku
seperti mengetahui alasan mengapa hayat selalu bersikap sombong dan terkesan
mencari cari masalah dengan orang lain. Apa mungkin dia kesepian? Apa mungkin
dia butuh teman?, entahlah pikiran-pikiran seperti itu tiba-tiba saja muncul
didalam benakku. Siang itu sepulang sekolah. Aku langsung menghampiri hayat
yang tengah sibuk memainkan bola basket ditengah lapangan. Aku pun lalu segera
menyapanya dan melempar senyum kearahnya. Akan tetapi, ia malah membuang muka
dan pura-pura tidak mengetahui keberadaanku. Aku sangat kesal dan berniat untuk
membiarkannya tapi kemudian tiba-tiba saja hayat malah memanggilku. Karena
terlanjur kesal aku pun pura-pura tidak menghiraukannya dan segera menuju
keparkiran. Tapi terlihat, ternyata hayat mengejarku.
“ada apa?”
ucapku dengan nada yang masih kesal
“kau ini
kenapa sih? Tadi kau yang memanggilku. Tapi ketika aku ingin bertanya kenapa
kau memanggilku kau malah pergi”
“yang benar
saja, bukankah kau yang dari tadi membuatku kesal. Aku tau dari tadi itu kau mendengarku.
Kau hanya mempermainkan ku kan?”
“oke-oke.
Aku mengaku salah. Aku tadi hanya kesal padamu” ucap hayat jujur padaku
“kenapa? Apa
karena kau takut aku akan memberitahukan tentang ibumu pada anak-anak lain?”
“sudahlah
jangan bahas dia. Aku benci wanita itu. Aku selalu berusaha menjadi yang
terbaik untuknya. Tapi dia tidak pernah puas”
Sejenak aku
merasa kasihan pada hayat. Akan tetapi, aku ragu. Apakah kali ini dia tidak
berbohong? Karena menurut desas desus yang beredar. Hayat itu suka berbohong pada
orang lain. Aku jadi sedikit ragu padanya
“memangnya
kau pernah berbuat apa untuknya”tanya ku penasaran.
Mendengar
pertanyaanku, hayat hendak mengucapkan sesuatu. Akan tetapi kemudian, hayat
terdiam
“maaf, aku
harus pergi sekarang” ucap hayat lalu segera meninggalkan ku
***
Hari ini
kami disuruh bu ema untuk melakukan observasi kehutan untuk membuat tugas
laporan. Akan tetapi, sudah 1 jam kami menunggu di bus sekolah bu ema belum
kunjung datang
“mana sih bu
ema?” ucap danar sambil terus memelototi jam tangan
“sudahlah
danar, santai saja. Mungkin bu ema sedang meminta izin ke kepala sekolah agar
kita bisa keluar sekolah” ucap Tia menenangkan danar
“tia benar.
Kau ini sangat tidak sabaran sekali sih dan” tambahku
“oke-oke aku
sabar”
Ketika
suasana agak sedikit hening. Tiba-tiba saja Beny meminta izin kepada danar
untuk meninggalkan bus sebentar karena ia harus mengumpulkan absen ke ruang bu
ema. Akan tetapi, tiba-tiba saja dari arah jendela terlihat Hayat yg sedang
mengikuti Beny. Melihat hal itu aku pun menjadi penasaran dan hendak
mengikutinya.
“kau mau
kemana ga?”tanya danar pada ku ketika aku hendak meninggalkan bus
“aku harus
keluar sebentar”
“memangnya
kau ingin kemana ega?” tambah Tia
“aku ada
sedikit urusan yang harus segera aku selesaikan”
“ya sudah
tidak apa-apa. tapi jangan terlalu lama ya. Kau tau sendiri kan bagaimana bu
ema?” ucap danar yg kemudian mengizinkan ku pergi
“hmmm o iya,
tadi di absen apakah hayat ditulis hadir?” tanyaku sebelum pergi meninggalkan
bus
“sepertinya
tadi beny menulis keterangan hayat alpha”
“oh,
benarkah? Baiklah aku akan segera kembali” ucapku lalu segera meninggalkan bus
sekolah untuk mencari hayat
Aku terus
mencari hayat dan Beny disekitar ruangan bu ema. Akan tetapi, aku tidak
menemukan siapa pun. Aku lalu memutuskan untuk segera kembali bus. Namun ketika
aku melintasi gudang sekolah. Tiba-tiba saja terdengar suara seperti orang yang
sedang bertengkar di gudang. Samar-samar dari arah kaca gudang yang berdebu
tampak terlihat hayat bersama seseorang di gudang itu. Aku hendak masuk
kegudang itu, akan tetapi tiba-tiba ponselku berbunyi. Ternyata dari danar. Dia
memintaku agar segera kembali karena bu ema sekarang ada di bus. Aku pun
mengurungkan niatku dan segera kembali ke bus. Ternyata benar, aku hampir saja
di tinggal oleh bu ema. Dasar !!! wanita ini memang benar-benar tidak suka
menunggu.
“dari mana
saja kau?”tanya bu ema padaku
“aku...
aku....” belum sempat aku menjawab, wanita tiba-tiba saja memotong ucapan ku
“kau tau apa
yg paling ku benci di dunia ini?”
“terlambat?”
jawabku menduga-duga
“salah !!!
saya sama sekali tidak benci pada terlambat. Sebaliknya, yg saya benci adalah
kau. Saya sangat benci pada orang yg terlambat. Karena itu berarti dia tidak
bisa menghargai waktu yg dimilikinya. Sedangkan di Dunia ini banyak sekali
orang yg kekurangan waktu yg dimilikinya. Kau tau ega? Orang yg terlambat
adalah orang yg nantinya akan sangat menyesal di dunia ini”
“saya minta
maaf bu”
“berhentilah
untuk meminta maaf. Maaf tidak akan pernah mengubah apa pun. Baiklah, kita akan
segera menuju ke hutan untuk melakukan observasi”
“tapi bu,
Beny belum kembali” ucap danar
“biarkan
saja. Kita tidak akan menunggunya”jawab bu Ema dingin seperti biasanya
Akhirnya
setelah 15 menit perjalanan. Kami pun sampai di sebuah hutan yang cukup lebat.
Kami di berikan tugas untuk melakukan observasi selama 10 menit lalu kemudian
membuat laporan tentang tanaman apa saja yg terdapat di hutan itu
“apakah
hanya aku yg merasakan benar-benar mustahil untuk mengumpulkan 50 jenis tanaman dalam waktu 10
menit” ucap danar seraya mengedarkan pandangannya disekitar hutan
“bukan hanya
kau. Aku juga merasakan hal yg sama “ ucap tia menambahi perkataan danar
“sudahlah,
jangan terlalu banyak mengeluh. Sebaiknya kita segera menyelesaikan tugas ini”
sambungku menimpali perkataan tia dan danar
Ketika
sedang sibuk berbincang tiba-tiba dari kejauhan terlihat Defi, tiara dan regen
yg hendak masuk lebih jauh kedalam hutan
“eh
bagaimana jika kita masuk lebih jauh kedalam hutan?”usul danar
“kau serius?
Nanti kalau kita nyasar bagaimana?” tanya tia pada danar
“hmm iya
juga ya, tapi kan disana ada kelompok defi. Jika seandainya kita nyasar kita
kan nyasarnya rame-rame” jawab danar ringan
“enak saja.
Aku tidak mau! Kau pikir tersesat dihutan itu menyenangkan” ucapku lalu segera
berjalan ketempat berkumpul karena waktu yg diberikan oleh bu ema hampir habis
Sepanjang
jalan, kami terus memandangi laporan observasi kami yg belum lengkap karena
kami hanya mampu menemukan 20 jenis tanaman
“bagaimana
ini? Kita pasti akan di hukum oleh bu
ema?”keluh tia
“sudahlah
kita kumpulkan saja apa yg sudah kita kerjakan”ucapku pada tia untuk lebih
menenangkannya
“kau pikir
bu ema akan semudah itu memaafkan kita? Kau tau sendiri kan bu ema itu
bagaimana?” ucap danar yg kemudian suasana semakin menegangkan
Akhirnya tak
lama kemudian, kami pun sampai ditempat berkumpul. Terlihat dibawah panas
matahari yg cukup terik semua teman-teman sekelasku yg sedang menjalani hukuman karena tidak
berhasil mengumpulkan laporan tentang 50 jenis tanaman selama waktu 10 menit
“bagaimana
dengan kalian? Berapa jenis tanaman yg mampu kalian temukan?”tanya bu ema ketika
kami sampai
“kami hanya
mampu mengumpulkan 20 jenis tanaman bu”jawabku sambil tertunduk
Mendengarkan
jawaban dariku, bu ema pun hanya diam. Lalu mempersilahkan kami untuk mengikuti
hukuman. Akan tetapi ketika bu ema hendak pergi tiba-tiba saja seseorang
berterikak
“INI TIDAK
ADIL”
BERSAMBUNG
Langganan:
Postingan (Atom)