APALAH
ARTI CINTA
Hari ini
adalah hari pertama ku masuk kesekolah baruku di indonesia. Aku sangat senang
sekali karena setelah 10 tahun tinggal di singapore, ini adalah pertama kalinya
aku kembali ke indonesia. Pagi itu, dengan sangat tergesa-gesa aku memasuki
ruang kelasku. Jujur aku sangat gugup hari ini. Saat sampai di kelas, aku langsung mendekat ke arah meja guru. Setelah
meminta izin kepada guru, aku langsung memperkenalkan diri di depan kelas
“perkenalkan
nama saya Novalia Ega. Kalian bisa memanggil saya ega”
“baiklah
ega, kamu bisa duduk disebelah hayat, hayat!”
Kulihat
seorang laki-laki dari arah kiriku mengangkat tangannya. Sambil sedikit
tersenyum, aku kemudian mendekat kearahnya dan langsung duduk disebelahnya
“hai, aku
ega” ucapku sambil menyodorkan tanganku kearahnya
“Nurhayat”
jawabnya singkat, bahkan tidak melirik sedikitpun kearahku
“oh, okay!
Nice to meet you” jawabku sedikit kesal menanggapi sikapnya
Hari
pertamaku disekolah baru berjalan cukup baik. Hanya saja saat masuk dzuhur,
perasaanku tiba-tiba saja muak. Terutama karena sikap orang yang ada
disebelahku
“sholat kali
jangan main hp terus”tiba-tiba saja hayat mengucapkan sesuatu. Mendengar hal
itu, aku langsung terperanjat dan menengok kesekelilingku
“sial, apa
dia menyindirku?”tanyaku dalam hati
Aku ingin
bertanya apakah dia menyindirku, tapi sebelum sempat aku bertanya ia malah
beranjak dari hadapanku. Melihat sikapnya itu, aku hanya bisa diam
“hei, ayo
sholat dulu” tiba-tiba seorang perempuan berhijab menghampiriku
“maaf aku
sedang tidak bisa” jawabku singkat lalu berlalu
Entah
kenapa, segala hal disekolah ini menyenangkan kecuali teman sebangku. Aku
menyandarkan diriku di bangku pepustakaan dengan lelahnya, namun tiba-tiba
saja. GUBRAKKK!!!.. seseorang tiba-tiba saja menabrak kursiku.” Sial, dimana
sih mata orang ini” batinku
“maaf-maaf”
ucap seseorang yang samar-samar kulihat sedang membantuku berdiri” apa kau
terluka?”
“tidak”
“untunglah,
aku sepertinya baru kali ini melihatmu. Apa kau murid baru?”
“ya, aku
baru pindah hari ini”
“oh, apa mau
ku ajak berkeliling? Kebetulan aku pernah menjadi ketua osis disekolah ini”
“tapi... aku
sedang belajar karena nanti aku ada test”
“oh baiklah”
ucap laki-laki itu pasrah, melihat wajahnya yang pasrah aku sedikit tidak enak.
Aku lalu memutuskan untuk menerima tawarannya. Laki-laki itu kemudian
mengajakku berkeliling sekolah. Kami pun sesekali bercanda. Jujur, aku sangat
senang mengenal orang ini. Setelah lama berkeliling. Laki-laki itu kemudian mengantarku
ke depan kelas
“kalau
begitu aku kekelas dulu ya”ucapnya sambil berpamitan padaku
“iya.
Hati-hati ya”ucapku sambil masih menebar senyum kearahnya, dan tiba-tiba saja
aku ingat bahwa aku belum tau siapa namanya
“arghh,
kenapa aku tidak tanya namanya”ucapku agak sedikit kesal. Tapi tiba-tiba saja
aku ingat bahwa aku belum belajar untuk test nanti. Aku pun segera mengambil
buku untuk belajar akan tetapi semuanya terlambat. Aku pun terpaksa menghadapi
test tanpa belajar terlebih dahulu. Seperti yang sudah dapat dipastikan, aku
pun menjalani test ku dengan sangat tidak berdaya. Untuk pertama kalinya aku
benar-benar takut akan nilai test ku.
“kenapa kau
diam?”tanya seseorang dari bangku sebelah
“bukan
urusanmu”
“aku bingung
sekolah mana yang mau menerima murid malas sepertimu di singapore?”
“apa maksud
ucapanmu?”
“aku tidak
bermaksud apa-apa. hanya saja, jangan coba-coba melihat jawabanku”
“KAU INI!!”
ucapku keras. kali ini aku tidak bisa
menahan amarah ku
“ega,
hayat. apa yang terjadi? ”
“bukan
apa-apa bu. Aku tadi tidak sengaja menginjak sepatunya, mungkin karena itu dia
kesal. Saya mohon izin bu, saya sudah telat”
“ya
silahkan”
“awas saja
dia” batinku ketika anak itu pergi dengan sombongnya
***
Jam sekolah
berakhir, aku pun segera menuju ke arah gerbang untuk menunggu sopir ayah ku.
Saat itu tanpa sengaja aku melihat hayat yang tengah membantu beberapa orang
anak kecil menyebrang
“apa yang
sedang ia lakukan?” pikirku dalam hati
“hey”
tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang menyapa ku
“hah?”jawabku
kaget
“apa yang
kau pikirkan ga?”
“bukan
apa-apa. kau gadis yang tadi siang kan?” tanya ku padanya
“iya, aku
cahaya. Panggil saja aku aya”
“aku ega”
“o iya, apa
boleh aku tanya?”tanyanya padaku
“tanya apa?”
“apa kau
lihat hayat tadi?”
“hmmm iya,
dia sedang menyebrangkan anak-anak kecil tadi. Kau ini pacarnya hayat ya?”
“hah? Apa
kau bercanda? Aku ini muslim”
“lalu?”
“islam kan
melarang kita pacaran ega, apa kau tidak tau?”
Mendengar
perkataan aya, aku hanya bisa menggeleng. Aku bingung, aku yang terlalu cuek
atau memang sekolah ini yang terlalu religius.
“ga, apa kau
ingin ikut ke rumahnya hayat?”
“hah untuk
apa? hayat juga sangat membenciku”
“oh begitu
ya. Ya sudah, aku juga takut kalau nanti ibu panti akan pergi kalau aku datang
terlalu sore. Aku duluan ya”ucap aya berpamitan, tapi aku kemudian mencegatnya
“ibu panti?”
tanyaku pada aya
“iya, hayat
belum cerita ya? Dia kan tinggal di panti asuhan. O iya, apa kau lihat
anak-anak tadi ia seberangkan? Mereka adalah adik-adiknya di panti asuhan”
Mendengar
penjelasan aya, aku hanya bisa diam. Jujur, aku sangat kaget. Hayat yang
sikapnya sangat angkuh itu ternyata anak panti asuhan? Aku benar-benar sangat
bingung harus kasihan atau kesal padanya
“kenapa kau
diam ga?”tanya aya padaku
“tidak.
Hanya saja...”
“kalau kau
mau kuberi saran ,didepan hayat sebaiknya jangan pasang wajah seperti itu ya,
meskipun dia tinggal di panti asuhan. Dia sama sekali tidak suka di kasihani. O
iya, aku sudah terlambat. Aku duluan ya”
Laki-laki
itu benar-benar misterius. Aku sangat kesal dengan sikapnya padaku. Tapi aku
juga ingin tau bagaimana kehidupannya. Entah kenapa? Bagiku dia sangat menarik.
Aku pun mencoba untuk memahami sikap hayat dan belajar untuk menghadapi
sikapnya yang sangat dingin itu. Dan mulai hari ini aku pun bertekad untuk bisa membuatnya menjadi temanku.
***
Hari ini
seperti biasa aku menunggu sopir ayahku untuk menjemputku di gerbang sekolah.
Tapi ketika aku sedang sibuk melamun tiba-tiba saja seseorang menghampiriku.
“aya, ada
apa?”
“hmmm aku
pernah membaca profil kepindahan mu di ruang osis...”
“lalu?”
“aku ingin
mengajakmu main drama untuk acara ulang tahun sekolah, apa kau bersedia? Ku
mohon kami sangat butuh kau untuk acara ini. Kalau sampai kau menolaknya aku
pastikan akan dimarahi oleh si mantan ketua osis itu...”
“hah? mantan
Ketua osis?” ucapku seperti teringat sesuatu
“cukup.
Jangan merendahkan dirimu seperti itu. Aku akan membujuk tia agar mau kembali
bermain dalam drama sekolah. Tidak perlu membujuknya lagi”
“tapi
yat...”
“aku mau”
“benarkah?”
“tentu saja
kenapa aku harus menolaknya? Lalu dimana ruang latihannya?”
“baiklah,
biar ku tunjukkan” ucap aya sambil menarik tanganku keruang latihan, sedangkan
hayat masih tidak beranjak dari tempatnya. Kami pun sampai diruang latihan,
disana aku pun bertemu dengannya. Si mantan ketua osis yang membuat nilaiku
jelek waktu itu
“yo, kita
sekarang sudah punya pemain barunya”
“apa? tapi
bukankah kita sepakat dengan tia?”
“kenapa? Apa
kau ragu padaku?”
“tentu saja
tidak. Profil kepindahanmu itu sangat meyakinkan tapi tia...”
“sudahlah
yo, kita lihat saja kemampuannya dulu” ucap hayat yang tiba-tiba datang
“baiklah” ucapku
dengan nada yang sangat percaya diri
Kami pun
memulai latihan dramanya, seperti biasa aku sangat sudah terbiasa dengan
menghafal naskah drama. Latihan drama pun berjalan dengan sangat lancar dan
kami bisa pulang lebih awal
“terima
kasih atas kerjasamanya”ucap si mantan ketua osis sambil menyalamiku” oh iya,
kita belum berkenalan ya? Aku Rio”
“ega”
“o iya
kebetulan aku pulang sendiri, apa mau ku antar pulang?” ucap rio padaku, entah kenapa berada di dekat rio
membuatku sangat gugup
***
Hari ini aku
menemui banyak hal disekolah baru ku, teman-teman yang menyenangkan,grup drama
sekolah, mantan ketua osis yang selalu membuatku gugup,ulangan yang mendebarkan
bahkan teman sebangku yang menyebalkan. Aku sangat bahagia pindah ke indonesia.
Tapi ketika aku sampai dirumah. Semuanya kembali seperti biasa. Suasana yang
sepi, rumah yang kosong, meja penuh makanan untuk satu orang dan perasaan
muak!. Aku benci dengan semuanya. Malam itu setelah pulang sekolah aku
memutuskan untuk tidak makan malam. Aku langsung kekamar untuk istirahat. Tapi
ketika aku melihat ke arah jendela. Tiba-tiba saja aku melihat Rio diseberang
jalan rumahku bersama seorang gadis. Jujur, aku sangat penasaran. Tapi itu
semua bukan urusan ku. Aku lalu memutuskan untuk melupakan semuanya dan kembali
istirahat tapi tiba-tiba bel rumahku berdering. Aku pun segera menuju ke
ruangan depan. Anehnya saat aku membuka pintu tak ada satu orang pun diluar,
yang ada hanyalah sebuah kotak dan surat.
“Buku
Tuntunan Sholat? Siapa yang memberiku ini?” aku lalu membuka surat yang terselip dalam buku itu “sholat bukan sekedar tiang agama yang wajib didirikan, tetapi sholat
adalah tentang cara tuk mengenal Tuhan. Maka sholatlah dan mintalah kepada-Nya.
Bukankah manusia adalah makhluk lemah?”
Aku sangat
terperangah membaca kata-kata dalam surat itu. Apa mungkin ini adalah pemberian
Rio? Karena hanya Rio teman sekolahku yang tau rumahku dan tadi aku melihat Rio disekitar rumah ku. Malam
itu pikiranku benar-benar melayang entah kemana. Dan buku itu... jujur, aku
sangat tertarik
***
Akhirnya
setelah sibuk dengan segala macam rumus-rumus fisika kelas pun berakhir. Aku pun segera menuju ke aula sekolah untuk
latihan drama. Akhirnya, setelah sukses dengan drama di acara ulang tahun
sekolah beberapa bulan lalu, aku pun kembali dipercayai sebagai pemeran utama
dalam drama untuk acara perpisahan
sekolah. Akhirnya setelah satu tahun bersekolah di sini, aku pun kembali harus
meninggalkan sekolah ini setelah ujian berakhir. Jujur aku sangat sedih, bukan
saja karena aku takut kehilangan Rio yang kini sudah berstatus menjadi pacarku.
Tetapi juga cahaya dan hayat yang sudah menjadi sahabat karibku.
“malam ini
hayat kerumah kamu lagi?”tanya rio ketika kami hanya berdua di aula
“tentu saja,
lagi pula rumahku sepi kalau tidak ada hayat dan adik-adiknya”
“kalau
disuruh memilih, kau akan memilihku atau hayat?”
“hah?
Pertanyaan macam apa itu? Kau sendiri tau kan kalau ayahku adalah donatur tetap
panti asuhan hayat dan acara makan malam itu memang adalah usulku dan hayat”
“aku tau,
tapi bukankah itu urusan ayahmu, itu sama sekali bukan urusanmu ega. jujur, aku
tidak suka pada hayat. Dia sangat dekat denganmu” ucap Rio secara to the point
“aku juga
tidak suka dengan hubungan kalian”ucap seseorang dari arah pintu yang ternyata
adalah hayat”gara pacaran dengan Rio semua nilaimu turun, kau tau ayahmu sangat
marah akan hal ini”
“siapa kau?
Mengapa kau berani memarahi ega hah?”
“aku
sahabatnya, aku adalah orang yang akan mengkritiknya dari depan bukan malah
menusuknya dari belakang” jawab hayat sinis
“sudah cukup
!! aku pusing mendengar kalian berdua bertengkar. Dan kau hayat, kau tidak
perlu marah-marah seperti ini padaku”ucapku lalu meninggalkan mereka berdua
Aku
benar-benar kesal saat itu, dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Dia
adalah tia
“maaf aku
tidak sengaja”ucapku seraya membantunya berdiri, tapi dia malah menolak dengan
kasar
“it’s ok. O
iya bagaimana kau dan Rio?”
“kami
baik-baik saja”
“oh baguslah
kalau begitu” seraya memberikan senyum sinis seperti biasanya. Tia adalah
mantan pacarnya Rio dan menurut gosip yang beredar, mereka berdua putus
gara-gara aku. Mungkin itu salah satu sebabnya Tia sangat tidak menyukaiku
“kenapa
tersenyum? Apa kau mau bilang kalau Rio memaksamu untuk balikan lagi? Sudahlah
Tia aku sama sekali tidak percaya pada ucapanmu” ucapku sambil berlalu
meninggalkan tia yang masih tersenyum sinis ke arahku
Aku lalu
berhenti di tempat biasa aku melamun. Yah, tempat itu adalah lapangan basket.
Biasanya hayat yang memberikan nasihat bijaknya jika aku sedang bertengkar
dengan ayah, tapi sekarang. Ia malah sangat sibuk entah kemana. demikian pula
dengan Rio, kemana sih orang itu. Bukankah seharusnya dia membujukku sekarang?.
Aku lalu menyandarkan tubuhku dengan lemasnya Tapi tiba-tiba saja aku merasa
ada yang mengikutiku dan GUBRAK!!!... pandanganku tiba-tiba saja kabur dan
tiba-tiba saja ada cairan merah yang membasahi kepalaku
***
“bagaimana
keadaan ega yo?”tanya aya pada Rio yang tengah menungguiku di ruang rawatku.
“tidak
terlalu parah untungnya” jawab Rio pelan”pokoknya siapa pun pelakunya kita
harus kasih pelajaran sama orang itu” ucap Rio dengan penuh emosi
“hayat
mana?”tanya ara pada rio lagi
“kamu gak
tau dia dimana?”ucap rio malah nanya balik
Mendengar pertanyaan
Rio,aya hanya menggeleng
“aku curiga
pada anak itu, bukankah sekarang dia jarang kumpul sama kita?”
“apa
maksudmu? Apa kau menuduh hayat? Itu semua tidak mungkin yo kan
hayat....”tiba-tiba saja aya berhenti, ia sekarang malah persis seperti
menyembunyikan sesuatu
“hayat
kenapa ya?”tanyaku pada aya yang masih terdiam
Tapi
kemudian tiba-tiba saja seseorang datang. Ternyata dia adalah tia
“kau mengapa
kesini?”ucapku ketika melihat tia datang
“sambutan
macam apa itu? Apa itu yang selalu kau katakan pada orang yang ingin
menjengukmu?” ucap tia menanggapi perkataanku tadi
“ Aku tau
jika sebenarnya tujuanmu bukan untuk menjengukku. Jadi to the point saja”
“baiklah.
Aku kesini hanya ingin memberitahu mu bahwa aku tau siapa yang sudah
menjatuhkan pot bunga diatas kepalamu kemarin?” ucap tia yang tiba-tiba
membuatku sangat penasaran
“siapa?”
“wah
benar-benar tidak sabaran ya?”
“jangan
banyak omong ayo jawab pertanyaanku?”
“baiklah.
Orang itu adalah hayat”
“apa? tidak
mungkin !! di adalah sahabatku. Mana mungkin dia yang melakukan itu”
“aku punya
buktinya. Video ketika hayat berada di tempat itu” tia lalu menunjukkan
ponselnya kearahku. Dan yang kulihat, hayat memang berada disana. Dilantai dua
tepat ditempat pot bunga yang menimpa kepalaku berada
Aku
benar-benar tidak ingin mempercayainya. Tapi semua bukti sudah mengarah kesana.
Semua bukti menunjukkan bahwa hayatlah yang sudah berniat mencelakaiku
***
3 hari
berlalu, sejak aku dirawat disini ayah
dan hayat sama sekali tidak pernah menjengukku. Entah apa yang mereka kerjakan
disana. Aku tau hayat sibuk dengan
pekerjaan baru nya dan ayah sibuk dengan proyek-proyeknya. Tapi apa kah tidak
sedikitpun mereka khawatir dengan keadaanku?. Saat itu, aku tengah sibuk
membaca buku pelajaran ku karena aku memutuskan untuk masuk sekolah besok. Tapi
ketika aku sedang sibuk membaca tiba-tiba saja seseorang datang dan
menggangguku
“untuk apa
kau kemari?”tanyaku pada orang itu
“aku hanya
ingin memberimu ini” ucapnya sambil memberiku sebuah kitab Al-quran berwarna
merah muda yang waktu itu aku lihat bersamanya di toko buku
“untuk apa
kau melakukan semua ini?”tanya ku padanya
Ia terdiam.
Lalu menaruh Al-quran itu di dekat meja. Ia terus menatap wajah ku yang sama
sekali tidak mau meliriknya
“apa kau marah
karena selama 3 hari ini aku tidak menjenguk mu?”
Mendengar
pertanyaannya aku masih saja diam. Aku kemudian menyalakan tv yang memang sudah
disetel untuk menampilkan video yang waktu itu tia tunjukkan padaku. Kulihat
hayat menonton video itu dengan serius
“apa
maksudnya semua ini?”tanyanya lagi padaku
“jangan
berpura-pura lagi yat, kamu kan yang sudah menjatuhkan pot bunga itu diatas
kepalaku?”
“apa? kenapa
kau bisa berpikir hal yang demikian tentang aku?”
“mengapa
tidak? Bukan kah dari awal kau tidak menyukaiku, aku malah sekarang mulai berfikir
bahwa kau dan adik-adimu selama ini hanya memanfaatkan aku dan ayahku”
“APA!!
dengar ya nona Novalia Ega. Aku memang bukan orang kaya sepertimu dan aku juga
sering menumpang makan malam di rumah mu bersama adik-adikku. Tapi bukan
berarti aku tidak mampu untuk membeli makanan ataupun aku akan menjual harga
diriku hanya untuk belas kasihmu. Aku bukan orang yang seperti itu ga. Sekarang terserah kau mau
mempercayaiku atau tidak, tapi yang pasti aku tidak pernah berpikir untuk
memanfaatkanmu dan keluarga mu, terutama ayahmu yang selama ini sudah mau
menerima ku berkerja diperusahaannya. Dan tentang video itu, aku akan
membuktikan kalau aku tidak bersalah”
Setelah
berbicara panjang lebar, hayat lalu meninggalkanku. Aku ingin sekali
mempercayainya tapi pikiranku juga ingin sekali menuduhnya. Selang beberapa
saat seseorang tiba-tiba saja datang
“kenapa kau
kesini lagi?”jawabku ketus pada orang yang baru saja masuk
“ega? Apa
kau baru saja memarahi ayah?” tanya orang itu pada ku. Argghh, ternyata orang
itu adalah ayah
“bukan
apa-apa yah, aku pikir tadi itu hayat”
“hayat? Apa
kau sedang bertengkar dengannya?”
Mendengar
pertanyaan ayah aku hanya menggeleng
“yah, tolong
berhentikan hayat dari kantor ayah dan berhentilah jadi donatur panti
asuhannya”
“apa? tapi
kenapa ega?”
“aku ingin
memutuskan hubunganku dengan hayat. Aku benar-benar kecewa padanya”
“tapi
kenapa? Bukan kah karena berteman dengan hayat emosimu sekarang lebih stabil
bahkan sejak berteman dengannya sekarang kau bisa sholat dan mengaji.
Sekarang jawab ayah, Kenapa kau ingin
memutuskan hubungan dengan hayat?”
“hayat yang
sudah mencelakai ku yah. Hayat adalah dalang dari semua ini. Dia yang
menjatuhkan pot bunga itu diatas kepalaku”
“apa? tapi
kenapa ia melakukannya?”
“aku juga
tidak tau. Tapi aku punya buktinya yah”
Mendengar
ucapanku Ayah hanya diam. Entah ayah percaya atau tidak padaku
“baiklah,
ayah akan memecat hayat. Tapi untuk berhenti menjadi donatur mereka ayah tidak
bisa. Karena ayah sudah lama menjadi donantur mereka. Dan itu pun karena
permintaan ibumu”
***
Malam itu
adalah malam yang sangat dingin, aku pun
tidak bisa memejamkan mataku meski aku sangat mengantuk. Entah mengapa aku
terus memikirkan dia. “hayat akan
membuktikan kepadaku bahwa dia tidak bersalah tapi bagaimana mungkin?” batinku
yang terus berperang dengan pikiranku
Namun saat
aku sedang melamun tiba-tiba saja seseorang masuk ke kamarku. Aku pun segera
memejamkan mataku. Aku tidak tau siapa orang itu, tapi kemudian terdengar suara
seseorang yang tengah membaca ayat-ayat Alquran
“hayat. Ini
suara hayat” batinku yang mulai mengenali suara itu
Beberapa
menit berlalu. Hayat pun menyelesaikan bacaanya, ia lalu pergi dan menaruh
Al-quran yang dibacanya tadi di samping ku. Aku pun membuka mataku dan menatap
kearah pintu kamarku
“sejak awal
hatiku ragu akan hal ini dan sejak awal aku tidak mengerti akan keraguanku
sendiri ” ucapku pelan, aku lalu mengambil Al-quran yang ada di samping aku
lalu menemukan secarik surat di sana
“aku mungkin tak bisa memberimu hati
yang tulus
Mungkin pula tak bisa memberi cinta
yang kau inginkan
Atau mungkin bunga yang kau harapkan
Tapi dalam setiap doaku aku
menyebutkan dirimu
Dalam setiap perkataanku aku berusaha
jujur padamu
Aku tau kau benci padaku
Aku juga tau kau mendengarku
Tapi
walaupun kau membenciku, kau tetap mendengarku
Dan karena itu aku yakin kau akan
mempercayaiku
Aku pasti akan membuktikan segalanya
Aku akan meyakinkanmu seperti aku
pernah meyakinkanmu dulu
Jadi percayalah...
Bukan manusia adalah makhluk yang
lemah?”
Sejenak aku
seperti terperangah, kalimat terakhir dalam surat ini seperti kembali memutar
memoriku
“jadi orang
itu bukan rio.... tapi orang itu adalah hayat?. Jadi orang yang selalu
mengirimi ku hadiah dan orang yang mengajariku mencintai Tuhan adalah hayat?
Lalu kenapa aku harus menyukai Rio?”
Pikiran itu
terus menghantuiku, bahkan ketika ayahku menjengukku pagi ini aku masih
memikirkan hal itu
“apa yang
membuat putri ayah ini sering melamun?” tanya ayah padaku ketika aku tidak
merespon ucapannya
“bukan
apa-apa yah”jawab ku singkat” ayah tidak ke kantor?”tanyaku lagi pada ayah
Mendengar
pertanyaanku ayah hanya menggeleng
“tumben
sekali, biasanya ayah sama sekali tidak punya waktu untuku”
“ini semua
karna hayat, dia benar-benar anak yang pandai. Saat menjadi asisten ayah, dia
mengerjakan semua tugas-tugas yang sering ayah tumpuk. Dan hasilnya, ayah punya
banyak waktu luang untukmu”
“ayah belum
memecat hayat?”
“tanpa kau
minta pun hayat sudah mengundurkan dirinya dari kantor ayah. Dia bilang ada hal
yang harus ia buktikan padamu”
“baguslah,
ternyata dia orang yang tau diri juga”
“ega,ayah
mungkin tidak tau persis bagaimana kejadiannya. tapi apa hanya karena suatu
kecelakaan akan menjadi alasan untukmu membenci sahabatmu sendiri?”
“ini jelas
kesengajaan ayah. Hayat sengaja melakukannya”
“baiklah
semuanya terserah padamu. Tapi jika kau bertanya apakah ayah meragukan hayat?
Ayah akan jawab tidak. Kau tau? Siapa orang yang membawamu kerumah sakit pada saat itu? Orang
itu adalah hayat”
“dari mana
ayah tau?”
“tadi dokter
yang memberi tau ayah bahwa orang yang mengantarkan mu kerumah sakit, semalam datang lagi untuk menunggui seperti
malam-malam sebelumnya”
“apa? jadi
setiap malam?”
“iya ega dan
ayah yakin jika orang seperti dia tidak akan pernah mengecewakan putri
kesayangan ayah”
***
Hari terus
berlalu dan akhirnya aku pun bisa keluar dari rumah sakit. Akan tetapi, dokter
masih mengharuskanku untuk istirahat selama sebulan itu berarti aku tidak bisa
bermain dalam drama perpisahan sekolah. Akan tetapi walaupun begitu aku masih sangat
bersyukur karena aku masih bisa mengikuti ujian yang akan di adakan besok. Jadi
hari ini aku akan belajar dengan serius untuk ujianku.
Akhirnya
setelah melalui masa-masa sulit siswa kelas 12 pun berhasil menyelesaikan
ujiannya, demikian pula dengan ku. Aku telah menyelesaikan semua masalah yang
berkaitan dengan sekolah ku kecuali satu hal yaitu masalahku dengan hayat.
Sejak kejadian itu aku sama sekali tidak pernah lagi bertemu dengan hayat
bahkan ketika ujian berakhir aku pun tidak berhasil menemukannya. Menurut kabar
yang ku terima dari aya, hayat memang sedang sangat sibuk mengikuti tes untuk
beasiswanya.
“aku tau
hayat sangat sibuk dengan hidupnya. Aku juga tau belajar untuk mengikuti tes
beasiswa adalah yang terpenting baginya. bahkan Aku juga tau dia tidak punya
waktu walau hanya sekedar mendengarkan curahan hatiku, tapi kenapa aku bisa
sampai menuduhnya akan mencelakaiku sedangkan aku tau dia tidak punya banyak
waktu untuk hal-hal yang tidak berguna seperti itu... argggh aku benar-benar
benci pada diriku”
“sudahlah
ga. Hayat ngerti kok, dia juga gak marah sama kamu. Dia juga sering curhat sama
aku tentang kamu. Dan dia nggak pernah marah sama kamu” jelas aya padaku
“kamu
bohong, kau pasti hanya ingin menghiburku saja”
“aku serius
ega, mana mungkin hayat membencimu dia kan sangat menyukaimu, kau tau? saat
pertama kali bertemu denganmu, dia sudah jatuh hati padamu”ucap aya setengah
tertawa, sedangkan aku hanya bisa diam tidak mengerti akan ucapannya.
“apa? apa maksud
ucapanmu?”
“hah?
Memangnya aku mengatakan apa?”
“kau bilang hayat menyukaiku”
“ah... mana mungkin aku mengatakan itu. Kau bercandakan ?”
“aku serius ya. Apa maksud ucapanmu tadi?”
“maaf ga, aku harus pergi dulu” aya pun segera meninggalkanku
yang masih sangat penasaran dengan ucapannya tadi
“hayat menyukaiku? Tapi mana mungkin?”
Aku kembali melamun seperti kebiasaan ku setiap harinya tanpa
hayat. Tapi ketika aku tengah asik melamun tiba-tiba saja tia datang
“kau lagi”ucapku sinis ketika tia duduk disebelahku
“tenanglah
aku tidak akan mengganggumu hari ini. Aku hanya ingin mengucapkan
keprihatinanku atas kemalangan nasibmu”
“kemalangan?
Apa maksudmu?”
“yah, karena
hayat, kau tidak bisa mengikuti drama itu kan? Dan karena itu pula kau juga
akan melihat aku menggantikan posisimu...hmmm benar-benar kisah yang
menyedihkan bukan?”
“apa? tapi
kenapa harus kau?”
“kenapa aku?
Yah karena memang semua itu adalah hak ku ega. Kaulah yang seenaknya datang lalu
mengambil posisiku. Kau memang pantas mendapatkan semua ini!!” ucap Tia kali
ini dengan nada yang sangat tinggi
“aku pikir
kau tidak menyukaiku karena Rio lebih memilihku dari pada dirimu, jadi ternyata
karena posisimu dalam drama ini yang membuatmu membenciku”
“yang benar
saja, mengapa aku harus membencimu karena Rio. Rio itu pacarku dan dia
mendekati hanya untuk mencelakaimu”
“apa? apa
maksud ucapanmu?”tanyaku yang agak sedikit sulit mencerna ucapan Tia
Mendengar
pertanyaanku tia tiba-tiba saja diam. Ia seperti menyembunyikan sesuatu dariku,akhirnya
tanpa menjawab pertanyaanku tia pun
meninggalkanku. Aku ingin sekali mengejar tia akan tetapi tiba-tiba saja
tubuhku lemah dan aku pun pingsan.selang beberapa waktu aku pun sadar dan
ketika aku sadar, aku sudah ada di UKS
“keadaan kamu
gimana ga?”tanya aya padaku ketika aku membuka mataku
“aku... aku
dimana?”
“kamu di
uks, tadi hayat yang membawamu kesini”
“hayat? Lalu
dimana dia sekarang?”
“dia sedang
mengikuti tes di ruang kepala sekolah” ucap Rio yang tiba-tiba saja masuk” untuk apa sih ga kamu
mencari anak itu. Bukankah dia yang mencelakaimu?”
“dia atau
kau yang mencelakaiku?”
Mendengar
ucapanku, raut wajah Rio tiba-tiba saja berubah. Aku yakin Rio pasti mengerti
ucapanku dan itu berarti maksud ucapan Tia tadi adalah Rio lah yang
mencelakaiku bukan hayat
“kau
memberikan posisiku pada Tia di dalam drama dan kau juga memberikan posisiku
pada wanita itu di dalam hatimu kan?”tanyaku lagi pada Rio yang semakin
membuatnya bungkam
“kenapa
diam? Apa aku salah? Atau mungkin semuanya benar? KAU adalah orang yang
menjatuhkan pot bunga itu dikepalaku dan ketika hayat menolongku, kalian malah
membuat seakan-akan hayat yang mencelakaiku. Karena kau aku membenci
sahabatku!!!. Kau!!! Kau benar-benar keterlaluan Rio”
“aku bisa
jelaskan ga jika....”
“cukup Rio!!!.
Aku... aku sudah cukup di bohongi. Satu tahun RIO!!! Satu tahun kau
berpura-pura menyukaiku hanya untuk bisa mencelakaiku. Sekarang aku mengerti
mengapa hayat tidak menyukai hubungan kita. Sekarang aku tau mengapa hayat
selalu mengatakan kalau pacaran adalah hubungan yang sia-sia. Yah karena memang
semuanya adalah hal yang sia-sia, kau mungkin adalah pacarku, tapi didalam
hatimu aku hanya sekedar bonekamu. Sekarang aku tau Rio, sekarang aku mengerti
tentang resiko yang akan ku terima karena terlalu menggantungkan harapan pada
manusia. Aku harap setelah ini kita masih bisa berteman baik”
“apa? apa
maksudmu kita putus?”
“aku tau kau
menyukai tia. Tapi jika boleh aku sarankan, jika kau menyukai seseorang kau
sebaiknya menjaganya. Jangan pernah berusaha memilikinya melalui hubungan
seperti pacaran, karena jika kau menyukainya, yang kau harus lakukan adalah
menjaganya. Jangan membuatnya menggantungkan harapannya padamu. Karena bukankah
manusia itu lemah? Manusia tidak akan pernah bisa mewujudkan harapan manusia.
Dan membuat dia berharap padamu hanya akan menghancurkan hatinya. kau mengerti
kan? “
Mendengar
ucapanku, Rio hanya diam. Aku lalu mengajak aya untuk meninggalkan Rio
sendirian dengan harapan Rio akan sadar akan kesalahannya.
***
Hari ini
adalah hari perpisahan disekolah, terlihat semua siswa sibuk untuk bertukar
kado atau sekedar berfoto bersama teman-teman sekelasnya. demikian pula
denganku, bahkan memori hp ku hampir penuh karena terlalu banyak mengabadikan
foto teman-teman sekolahku. Akan tetapi, hanya satu orang yang tidak berfoto
bersamaku saat itu. Dia adalah sahabat termenyebalkanku Nurhayat. Untuk pertama
kalinya aku sangat merindukan seseorang selain ayahku, aku sangat merindukan
hayat. Akan tetapi, di hari perpisahan sekolah ini pun mungkin dia tidak akan
datang. Yah, menurut cerita aya hari ini hayat akan berangkat kesingapore.
Mungkin dia sudah berada di bandara sekarang. Aku benar-benar sangat menyesal
telah menuduhnya. Tapi semuanya terlambat aku benar-benar tidak akan bertemu
dengannya lagi kali ini
“hai ega”
tiba-tiba saja terdengar suara yang menyapaku
“eh rio,
tia. Ada apa?”
“aku dan rio
hanya ingin minta maaf ga, aku tau semua yang ku lakukan selama ini salah. Dan
aku juga hampir membahayakan nyawamu, tapi sungguh ga aku benar-benar sangat
menyesal” ucap tia sambil tertunduk di hadapanku
Aku sangat
senang karena akhirnya, tia menyadari kesalahannya. Aku juga senang karena Rio
memutuskan untuk menerima saranku, akhirnya Rio dan tia memutuskan untuk tidak
pacaran dan saling menuntut seperti dulu. Kali ini mereka memutuskan untuk
bersahabat saja
“o
iya,kemarin hayat mencarimu disekolah. Tapi karena tidak berhasil menemukanmu
dia lalu menemuiku dia menitipkan ini padaku”ucap Rio sambil memberikan sebuah
kotak berwarna biru muda padaku
“ini apa?”
“buka aja
kali kalo penasaran” ucap aya yang tiba-tiba saja muncul
“ah cahaya,
jangan-jangan kamu tau ya isinya apa?”
“hehe tau
dong kan aku yang pilihin”
Mendengar
ucapan cahaya, aku hanya menggeleng dan segera membuka kotak itu. Terlihat
didalam kotak itu, terdapat sebuah jilbab merah muda dan sebuah cd rekaman yang
bertuliskan “untuk si resek” dan tidak lupa pula secarik kertas yang berisi
kata-kata bijak hayat tentunya
“jilbab?”
aku cukup kaget atas pemberian hayat itu, aku lalu segera membaca secarik surat
yg ada di atas jilbab itu
“dulu, sebelum bertemu denganmu. Aku
selalu menganggap manusia adalah makhluk yang paling lemah dan tidak punya
pendirian. Tapi ketika aku bertemu denganmu, pandanganku mulai berubah. Aku
sadar, manusia mungkin lemah tapi bukan berarti manusia tidak bisa menjadi
kuat. Yang paling penting adalah rasa percaya dan yakin. Dulu Aku selalu
meminta mu untuk memakai jilbab, dan kau selalu menolaknya dengan alasan tidak
siap. Tapi kali ini aku memaksamu dengan serius, jika sebelumnya kau tidak
yakin untuk memakai jilbab karena hatimu yang tidak siap maka sekarang yakinlah
bahwa ketika hijrah dari kau yang dulu kau bahkan tidak punya persiapan apa pun
jadi untuk hijrahmu yang kedua mengapa kau harus membuat persiapan? Percaya dan
yakinlah pada dirimu”
Melihat
tulisannya aku tersenyum sejenak. Aku lalu memutar CD yang ada di dalam kotak
itu bersama dengan cahaya,Rio dan Tia. Terlihat dalam Video itu ada sesosok
lelaki yang sangat ku kenal. Dia adalah Hayat. Terlihat hayat masih menggunakan
baju koko dan sarung, bahkan ia masih menggunakan peci. Dasar hayat,
jangan-jangan sehabis sholat dia langsung membuat video ini
“Assalamualaikum wr.wb
Hai gadis manja...lama yah udah nggak
ketemu, jujur aku cukup rindu padamu(sambil tersenyum salting). Mungkin waktu
kau menonton video ini aku sekarang sudah berada di pesawat menuju singapore. Yah,
dugaanmu benar. Aku diterima, akhirnya setelah berusaha dengan sangat keras aku
berhasil lolos seleksi beasiswa disingapore. Jujur aku sangat senang tapi aku
juga sedih Karena itu berarti aku tidak bisa lagi menjagamu, aku yakin kau
pasti tidak pernah tau jika selama ini aku sering memperhatikanmu. Kau pasti
berfikir kalau aku sangat membencimu dan kau juga pasti berfikir kalau aku
tidak menyukaimu karena sikap dingin yang selalu aku tunjukkan padamu. Tapi
sebenarnya terjadi adalah aku malah sangat menyukaimu. Aku bahkan sangat takut
jika akhirnya rasa cintaku padamu akan mengalahkan rasa cinta ku kepada Tuhan,
itu sebabnya aku selalu bersikap dingin padamu. Aku tau kalau kau sangat
menyukai Rio itu sebabnya aku tidak pernah melarangmu, meski aku tau pacaran
adalah suatu hal yang tidak baik bagimu, itu karena aku takut kalau kau akan
merasa sedih. Jujur saja, meninggalkanmu adalah sesuatu hal yang mustahil untuk
ku lakukan, tapi kemudian aku sadar. APALAH ARTI CINTA? jika cinta yang sebenarnya adalah menjaga
bukannya memiliki. APALAH ARTI CINTA? jika cinta yang sebenarnya adalah hati
bukannya emosi. APALAH ARTI CINTA? Jika pada akhirnya setiap manusia akan
berakhir dengan takdir. Lalu, APALAH ARTI CINTA sebenarnya? Aku terus bertanya?
Sampai kemudian aku sadar, bahwa jika aku mencintaimu aku akan menjagamu. Jika
aku mencintaimu aku akan menjaga hatiku untukmu dan jika kau adalah takdir
Tuhan untukku maka itulah yang akan menjadi Arti dari Cinta sesungguhnya.
Waduh aku ngomongnya kepanjangan ya
hehe, ya udah deh aku pamit undur diri dulu ya, eh jangan lupa pake jilbabnya,maaf
ya jika kau tidak menyukainya, kalau ingin protes. Protes saja pada aya karena
itu adalah pilihannya. Ya udah jaga diri ya ega...
Aku....aku.... mengharapkanmu karena
Allah... ega!
wasalamualaikum wr wb (langsung kabur entah
kemana)”
melihat tingkah
hayat dalam video itu semuanya tertawa, mungkin hanya aku yang sangat sedih
menontonnya hiksss...
“si hayat yg
suka so cool itu aslinya alay kaya gini ya... hahaha parah”ucap Rio sambil
sedikit menggodaku yang hampir menangis
“ya udah,
biar alay gitu temenku loh dia itu” ucap aya sambil mengambil jilbab yang ada
dalam kotak” dan sekarang giliran mencoba ini”
“serius?”tanyaku
agak sedikit ragu
“ya
iyalah... ayo-ayo cepetan”ucap aya sambil memakaikan jilbab itu padaku
Karena
paksaan aya, aku pun akhirnya hanya pasrah ketika aya memakaikan jilbab itu
padaku
Akhirnya
sejak hari itu, aku memutuskan untuk memulai hijrahku dan berhenti untuk
menggantungkan harapanku pada manusia. Aku sadar, bertemu dengannya telah
mengajarkanku banyak hal. Aku yang semulanya tidak mengenal agamaku kini mulai
berusaha untuk mengenalnya. Aku yang semulanya tidak mengerti apa itu sahabat
dan cinta kini mulai berusaha memahaminya. Aku sadar bahwa pertemuanku
dengannya telah mengajarkanku banyak hal dan menyadarkanku bahwa di dalam dunia
ini Tuhan tidak pernah mempertemukan manusia dengan orang yang salah, semua
orang yang hadir di dalam hidup kita adalah orang-orang pilihan Tuhan yang
kemudian akan membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Semua tergantung
bagaimana kita menanggapinya