Sabtu, 27 Februari 2016

CERPEN

APALAH ARTI CINTA



Hari ini adalah hari pertama ku masuk kesekolah baruku di indonesia. Aku sangat senang sekali karena setelah 10 tahun tinggal di singapore, ini adalah pertama kalinya aku kembali ke indonesia. Pagi itu, dengan sangat tergesa-gesa aku memasuki ruang kelasku. Jujur aku sangat gugup hari ini. Saat sampai di kelas,  aku langsung mendekat ke arah meja guru. Setelah meminta izin kepada guru, aku langsung memperkenalkan diri di depan kelas
“perkenalkan nama saya Novalia Ega. Kalian bisa memanggil saya ega”
“baiklah ega, kamu bisa duduk disebelah hayat, hayat!”
Kulihat seorang laki-laki dari arah kiriku mengangkat tangannya. Sambil sedikit tersenyum, aku kemudian mendekat kearahnya dan langsung duduk disebelahnya
“hai, aku ega” ucapku sambil menyodorkan tanganku kearahnya
“Nurhayat” jawabnya singkat, bahkan tidak melirik sedikitpun kearahku
“oh, okay! Nice to meet you” jawabku sedikit kesal menanggapi sikapnya
Hari pertamaku disekolah baru berjalan cukup baik. Hanya saja saat masuk dzuhur, perasaanku tiba-tiba saja muak. Terutama karena sikap orang yang ada disebelahku
“sholat kali jangan main hp terus”tiba-tiba saja hayat mengucapkan sesuatu. Mendengar hal itu, aku langsung terperanjat dan menengok kesekelilingku
“sial, apa dia menyindirku?”tanyaku dalam hati
Aku ingin bertanya apakah dia menyindirku, tapi sebelum sempat aku bertanya ia malah beranjak dari hadapanku. Melihat sikapnya itu, aku hanya bisa diam
“hei, ayo sholat dulu” tiba-tiba seorang perempuan berhijab menghampiriku
“maaf aku sedang tidak bisa” jawabku singkat lalu berlalu
Entah kenapa, segala hal disekolah ini menyenangkan kecuali teman sebangku. Aku menyandarkan diriku di bangku pepustakaan dengan lelahnya, namun tiba-tiba saja. GUBRAKKK!!!.. seseorang tiba-tiba saja menabrak kursiku.” Sial, dimana sih mata orang ini” batinku
“maaf-maaf” ucap seseorang yang samar-samar kulihat sedang membantuku berdiri” apa kau terluka?”
“tidak”
“untunglah, aku sepertinya baru kali ini melihatmu. Apa kau murid baru?”
“ya, aku baru pindah hari ini”
“oh, apa mau ku ajak berkeliling? Kebetulan aku pernah menjadi ketua osis disekolah ini”
“tapi... aku sedang belajar karena nanti aku ada test”
“oh baiklah” ucap laki-laki itu pasrah, melihat wajahnya yang pasrah aku sedikit tidak enak. Aku lalu memutuskan untuk menerima tawarannya. Laki-laki itu kemudian mengajakku berkeliling sekolah. Kami pun sesekali bercanda. Jujur, aku sangat senang mengenal orang ini. Setelah lama berkeliling. Laki-laki itu kemudian mengantarku ke depan kelas
“kalau begitu aku kekelas dulu ya”ucapnya sambil berpamitan padaku
“iya. Hati-hati ya”ucapku sambil masih menebar senyum kearahnya, dan tiba-tiba saja aku ingat bahwa aku belum tau siapa namanya
“arghh, kenapa aku tidak tanya namanya”ucapku agak sedikit kesal. Tapi tiba-tiba saja aku ingat bahwa aku belum belajar untuk test nanti. Aku pun segera mengambil buku untuk belajar akan tetapi semuanya terlambat. Aku pun terpaksa menghadapi test tanpa belajar terlebih dahulu. Seperti yang sudah dapat dipastikan, aku pun menjalani test ku dengan sangat tidak berdaya. Untuk pertama kalinya aku benar-benar takut akan nilai test ku.
“kenapa kau diam?”tanya seseorang dari bangku sebelah
“bukan urusanmu”
“aku bingung sekolah mana yang mau menerima murid malas sepertimu di singapore?”
“apa maksud ucapanmu?”
“aku tidak bermaksud apa-apa. hanya saja, jangan  coba-coba melihat jawabanku”
“KAU INI!!” ucapku keras.  kali ini aku tidak bisa menahan amarah ku
“ega, hayat.  apa yang terjadi? ”
“bukan apa-apa bu. Aku tadi tidak sengaja menginjak sepatunya, mungkin karena itu dia kesal. Saya mohon izin bu, saya sudah telat”
“ya silahkan”
“awas saja dia” batinku ketika anak itu pergi dengan sombongnya
***
Jam sekolah berakhir, aku pun segera menuju ke arah gerbang untuk menunggu sopir ayah ku. Saat itu tanpa sengaja aku melihat hayat yang tengah membantu beberapa orang anak kecil menyebrang
“apa yang sedang ia lakukan?” pikirku dalam hati
“hey” tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang menyapa ku
“hah?”jawabku kaget
“apa yang kau pikirkan ga?”
“bukan apa-apa. kau gadis yang tadi siang kan?” tanya ku padanya
“iya, aku cahaya. Panggil saja aku aya”
“aku ega”
“o iya, apa boleh aku tanya?”tanyanya padaku
“tanya apa?”
“apa kau lihat hayat tadi?”
“hmmm iya, dia sedang menyebrangkan anak-anak kecil tadi. Kau ini pacarnya hayat ya?”
“hah? Apa kau bercanda? Aku ini muslim”
“lalu?”
“islam kan melarang kita pacaran ega, apa kau tidak tau?”
Mendengar perkataan aya, aku hanya bisa menggeleng. Aku bingung, aku yang terlalu cuek atau memang sekolah ini yang terlalu religius.
“ga, apa kau ingin ikut ke rumahnya hayat?”
“hah untuk apa? hayat juga sangat membenciku”
“oh begitu ya. Ya sudah, aku juga takut kalau nanti ibu panti akan pergi kalau aku datang terlalu sore. Aku duluan ya”ucap aya berpamitan, tapi aku kemudian mencegatnya
“ibu panti?” tanyaku pada aya
“iya, hayat belum cerita ya? Dia kan tinggal di panti asuhan. O iya, apa kau lihat anak-anak tadi ia seberangkan? Mereka adalah adik-adiknya di panti asuhan”
Mendengar penjelasan aya, aku hanya bisa diam. Jujur, aku sangat kaget. Hayat yang sikapnya sangat angkuh itu ternyata anak panti asuhan? Aku benar-benar sangat bingung harus kasihan atau kesal padanya
“kenapa kau diam ga?”tanya aya padaku
“tidak. Hanya saja...”
“kalau kau mau kuberi saran ,didepan hayat sebaiknya jangan pasang wajah seperti itu ya, meskipun dia tinggal di panti asuhan. Dia sama sekali tidak suka di kasihani. O iya, aku sudah terlambat. Aku duluan ya”
Laki-laki itu benar-benar misterius. Aku sangat kesal dengan sikapnya padaku. Tapi aku juga ingin tau bagaimana kehidupannya. Entah kenapa? Bagiku dia sangat menarik. Aku pun mencoba untuk memahami sikap hayat dan belajar untuk menghadapi sikapnya yang sangat dingin itu. Dan mulai hari ini aku pun bertekad  untuk bisa membuatnya menjadi temanku.
***
Hari ini seperti biasa aku menunggu sopir ayahku untuk menjemputku di gerbang sekolah. Tapi ketika aku sedang sibuk melamun tiba-tiba saja seseorang menghampiriku.
“aya, ada apa?”
“hmmm aku pernah membaca profil kepindahan mu di ruang osis...”
“lalu?”
“aku ingin mengajakmu main drama untuk acara ulang tahun sekolah, apa kau bersedia? Ku mohon kami sangat butuh kau untuk acara ini. Kalau sampai kau menolaknya aku pastikan akan dimarahi oleh si mantan ketua osis itu...”
“hah? mantan Ketua osis?” ucapku seperti teringat sesuatu
“cukup. Jangan merendahkan dirimu seperti itu. Aku akan membujuk tia agar mau kembali bermain dalam drama sekolah. Tidak perlu membujuknya lagi”
“tapi yat...”
“aku mau”
“benarkah?”
“tentu saja kenapa aku harus menolaknya? Lalu dimana ruang latihannya?”
“baiklah, biar ku tunjukkan” ucap aya sambil menarik tanganku keruang latihan, sedangkan hayat masih tidak beranjak dari tempatnya. Kami pun sampai diruang latihan, disana aku pun bertemu dengannya. Si mantan ketua osis yang membuat nilaiku jelek waktu itu
“yo, kita sekarang sudah punya pemain barunya”
“apa? tapi bukankah kita sepakat dengan tia?”
“kenapa? Apa kau ragu padaku?”
“tentu saja tidak. Profil kepindahanmu itu sangat meyakinkan tapi tia...”
“sudahlah yo, kita lihat saja kemampuannya dulu” ucap hayat yang tiba-tiba datang
“baiklah” ucapku dengan nada yang sangat percaya diri
Kami pun memulai latihan dramanya, seperti biasa aku sangat sudah terbiasa dengan menghafal naskah drama. Latihan drama pun berjalan dengan sangat lancar dan kami bisa pulang lebih awal
“terima kasih atas kerjasamanya”ucap si mantan ketua osis sambil menyalamiku” oh iya, kita belum berkenalan ya? Aku Rio”
“ega”
“o iya kebetulan aku pulang sendiri, apa mau ku antar pulang?” ucap  rio padaku, entah kenapa berada di dekat rio membuatku sangat gugup
***
Hari ini aku menemui banyak hal disekolah baru ku, teman-teman yang menyenangkan,grup drama sekolah, mantan ketua osis yang selalu membuatku gugup,ulangan yang mendebarkan bahkan teman sebangku yang menyebalkan. Aku sangat bahagia pindah ke indonesia. Tapi ketika aku sampai dirumah. Semuanya kembali seperti biasa. Suasana yang sepi, rumah yang kosong, meja penuh makanan untuk satu orang dan perasaan muak!. Aku benci dengan semuanya. Malam itu setelah pulang sekolah aku memutuskan untuk tidak makan malam. Aku langsung kekamar untuk istirahat. Tapi ketika aku melihat ke arah jendela. Tiba-tiba saja aku melihat Rio diseberang jalan rumahku bersama seorang gadis. Jujur, aku sangat penasaran. Tapi itu semua bukan urusan ku. Aku lalu memutuskan untuk melupakan semuanya dan kembali istirahat tapi tiba-tiba bel rumahku berdering. Aku pun segera menuju ke ruangan depan. Anehnya saat aku membuka pintu tak ada satu orang pun diluar, yang ada hanyalah sebuah kotak dan surat.
“Buku Tuntunan Sholat? Siapa yang memberiku ini?” aku lalu membuka surat yang  terselip dalam buku itu “sholat bukan sekedar tiang agama yang wajib didirikan, tetapi sholat adalah tentang cara tuk mengenal Tuhan. Maka sholatlah dan mintalah kepada-Nya. Bukankah manusia adalah makhluk lemah?”
Aku sangat terperangah membaca kata-kata dalam surat itu. Apa mungkin ini adalah pemberian Rio? Karena hanya Rio teman sekolahku yang tau rumahku dan  tadi aku melihat Rio disekitar rumah ku. Malam itu pikiranku benar-benar melayang entah kemana. Dan buku itu... jujur, aku sangat tertarik
***
Akhirnya setelah sibuk dengan segala macam rumus-rumus fisika kelas pun berakhir.  Aku pun segera menuju ke aula sekolah untuk latihan drama. Akhirnya, setelah sukses dengan drama di acara ulang tahun sekolah beberapa bulan lalu, aku pun kembali dipercayai sebagai pemeran utama dalam drama  untuk acara perpisahan sekolah. Akhirnya setelah satu tahun bersekolah di sini, aku pun kembali harus meninggalkan sekolah ini setelah ujian berakhir. Jujur aku sangat sedih, bukan saja karena aku takut kehilangan Rio yang kini sudah berstatus menjadi pacarku. Tetapi juga cahaya dan hayat yang sudah menjadi sahabat karibku.
“malam ini hayat kerumah kamu lagi?”tanya rio ketika kami hanya berdua di aula
“tentu saja, lagi pula rumahku sepi kalau tidak ada hayat dan adik-adiknya”
“kalau disuruh memilih, kau akan memilihku atau hayat?”
“hah? Pertanyaan macam apa itu? Kau sendiri tau kan kalau ayahku adalah donatur tetap panti asuhan hayat dan acara makan malam itu memang adalah usulku dan hayat”
“aku tau, tapi bukankah itu urusan ayahmu, itu sama sekali bukan urusanmu ega. jujur, aku tidak suka pada hayat. Dia sangat dekat denganmu” ucap Rio secara to the point
“aku juga tidak suka dengan hubungan kalian”ucap seseorang dari arah pintu yang ternyata adalah hayat”gara pacaran dengan Rio semua nilaimu turun, kau tau ayahmu sangat marah akan hal ini”
“siapa kau? Mengapa kau berani memarahi ega hah?”
“aku sahabatnya, aku adalah orang yang akan mengkritiknya dari depan bukan malah menusuknya dari belakang” jawab hayat sinis
“sudah cukup !! aku pusing mendengar kalian berdua bertengkar. Dan kau hayat, kau tidak perlu marah-marah seperti ini padaku”ucapku lalu meninggalkan mereka berdua
Aku benar-benar kesal saat itu, dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Dia adalah tia
“maaf aku tidak sengaja”ucapku seraya membantunya berdiri, tapi dia malah menolak dengan kasar
“it’s ok. O iya bagaimana kau dan Rio?”
“kami baik-baik saja”
“oh baguslah kalau begitu” seraya memberikan senyum sinis seperti biasanya. Tia adalah mantan pacarnya Rio dan menurut gosip yang beredar, mereka berdua putus gara-gara aku. Mungkin itu salah satu sebabnya Tia sangat tidak menyukaiku
“kenapa tersenyum? Apa kau mau bilang kalau Rio memaksamu untuk balikan lagi? Sudahlah Tia aku sama sekali tidak percaya pada ucapanmu” ucapku sambil berlalu meninggalkan tia yang masih tersenyum sinis ke arahku
Aku lalu berhenti di tempat biasa aku melamun. Yah, tempat itu adalah lapangan basket. Biasanya hayat yang memberikan nasihat bijaknya jika aku sedang bertengkar dengan ayah, tapi sekarang. Ia malah sangat sibuk entah kemana. demikian pula dengan Rio, kemana sih orang itu. Bukankah seharusnya dia membujukku sekarang?. Aku lalu menyandarkan tubuhku dengan lemasnya Tapi tiba-tiba saja aku merasa ada yang mengikutiku dan GUBRAK!!!... pandanganku tiba-tiba saja kabur dan tiba-tiba saja ada cairan merah yang membasahi kepalaku
***
“bagaimana keadaan ega yo?”tanya aya pada Rio yang tengah menungguiku  di ruang rawatku.
“tidak terlalu parah untungnya” jawab Rio pelan”pokoknya siapa pun pelakunya kita harus kasih pelajaran sama orang itu” ucap Rio dengan penuh emosi
“hayat mana?”tanya ara pada rio lagi
“kamu gak tau dia dimana?”ucap rio malah nanya balik
Mendengar pertanyaan Rio,aya hanya menggeleng
“aku curiga pada anak itu, bukankah sekarang dia jarang kumpul sama kita?”
“apa maksudmu? Apa kau menuduh hayat? Itu semua tidak mungkin yo kan hayat....”tiba-tiba saja aya berhenti, ia sekarang malah persis seperti menyembunyikan sesuatu
“hayat kenapa ya?”tanyaku pada aya yang masih terdiam
Tapi kemudian tiba-tiba saja seseorang datang. Ternyata dia adalah tia
“kau mengapa kesini?”ucapku ketika melihat tia datang
“sambutan macam apa itu? Apa itu yang selalu kau katakan pada orang yang ingin menjengukmu?” ucap tia menanggapi perkataanku tadi
“ Aku tau jika sebenarnya tujuanmu bukan untuk menjengukku. Jadi to the point saja”
“baiklah. Aku kesini hanya ingin memberitahu mu bahwa aku tau siapa yang sudah menjatuhkan pot bunga diatas kepalamu kemarin?” ucap tia yang tiba-tiba membuatku sangat penasaran
“siapa?”
“wah benar-benar tidak sabaran ya?”
“jangan banyak omong ayo jawab pertanyaanku?”
“baiklah. Orang itu adalah hayat”
“apa? tidak mungkin !! di adalah sahabatku. Mana mungkin dia yang melakukan itu”
“aku punya buktinya. Video ketika hayat berada di tempat itu” tia lalu menunjukkan ponselnya kearahku. Dan yang kulihat, hayat memang berada disana. Dilantai dua tepat ditempat pot bunga yang menimpa kepalaku berada
Aku benar-benar tidak ingin mempercayainya. Tapi semua bukti sudah mengarah kesana. Semua bukti menunjukkan bahwa hayatlah yang sudah berniat mencelakaiku
***
3 hari berlalu,  sejak aku dirawat disini ayah dan hayat sama sekali tidak pernah menjengukku. Entah apa yang mereka kerjakan disana. Aku tau hayat  sibuk dengan pekerjaan baru nya dan ayah sibuk dengan proyek-proyeknya. Tapi apa kah tidak sedikitpun mereka khawatir dengan keadaanku?. Saat itu, aku tengah sibuk membaca buku pelajaran ku karena aku memutuskan untuk masuk sekolah besok. Tapi ketika aku sedang sibuk membaca tiba-tiba saja seseorang datang dan menggangguku
“untuk apa kau kemari?”tanyaku pada orang itu
“aku hanya ingin memberimu ini” ucapnya sambil memberiku sebuah kitab Al-quran berwarna merah muda yang waktu itu aku lihat bersamanya di toko buku
“untuk apa kau melakukan semua ini?”tanya ku padanya
Ia terdiam. Lalu menaruh Al-quran itu di dekat meja. Ia terus menatap wajah ku yang sama sekali tidak mau meliriknya
“apa kau marah karena selama 3 hari ini aku tidak menjenguk mu?”
Mendengar pertanyaannya aku masih saja diam. Aku kemudian menyalakan tv yang memang sudah disetel untuk menampilkan video yang waktu itu tia tunjukkan padaku. Kulihat hayat menonton video itu dengan serius
“apa maksudnya semua ini?”tanyanya lagi padaku
“jangan berpura-pura lagi yat, kamu kan yang sudah menjatuhkan pot bunga itu diatas kepalaku?”
“apa? kenapa kau bisa berpikir hal yang demikian tentang aku?”
“mengapa tidak? Bukan kah dari awal kau tidak menyukaiku, aku malah sekarang mulai berfikir bahwa kau dan adik-adimu selama ini hanya memanfaatkan aku dan ayahku”
“APA!! dengar ya nona Novalia Ega. Aku memang bukan orang kaya sepertimu dan aku juga sering menumpang makan malam di rumah mu bersama adik-adikku. Tapi bukan berarti aku tidak mampu untuk membeli makanan ataupun aku akan menjual harga diriku hanya untuk belas kasihmu. Aku bukan orang yang  seperti itu ga. Sekarang terserah kau mau mempercayaiku atau tidak, tapi yang pasti aku tidak pernah berpikir untuk memanfaatkanmu dan keluarga mu, terutama ayahmu yang selama ini sudah mau menerima ku berkerja diperusahaannya. Dan tentang video itu, aku akan membuktikan kalau aku tidak bersalah”
Setelah berbicara panjang lebar, hayat lalu meninggalkanku. Aku ingin sekali mempercayainya tapi pikiranku juga ingin sekali menuduhnya. Selang beberapa saat seseorang tiba-tiba saja datang
“kenapa kau kesini lagi?”jawabku ketus pada orang yang baru saja masuk
“ega? Apa kau baru saja memarahi ayah?” tanya orang itu pada ku. Argghh, ternyata orang itu adalah ayah
“bukan apa-apa yah, aku pikir tadi itu hayat”
“hayat? Apa kau sedang bertengkar dengannya?”
Mendengar pertanyaan ayah aku hanya menggeleng
“yah, tolong berhentikan hayat dari kantor ayah dan berhentilah jadi donatur panti asuhannya”
“apa? tapi kenapa ega?”
“aku ingin memutuskan hubunganku dengan hayat. Aku benar-benar kecewa padanya”
“tapi kenapa? Bukan kah karena berteman dengan hayat emosimu sekarang lebih stabil bahkan sejak berteman dengannya sekarang kau bisa sholat dan mengaji. Sekarang  jawab ayah, Kenapa kau ingin memutuskan hubungan dengan hayat?”
“hayat yang sudah mencelakai ku yah. Hayat adalah dalang dari semua ini. Dia yang menjatuhkan pot bunga itu diatas kepalaku”
“apa? tapi kenapa ia melakukannya?”
“aku juga tidak tau. Tapi aku punya buktinya yah”
Mendengar ucapanku Ayah hanya diam. Entah ayah percaya atau tidak padaku
“baiklah, ayah akan memecat hayat. Tapi untuk berhenti menjadi donatur mereka ayah tidak bisa. Karena ayah sudah lama menjadi donantur mereka. Dan itu pun karena permintaan ibumu”
***
Malam itu adalah malam yang  sangat dingin, aku pun tidak bisa memejamkan mataku meski aku sangat mengantuk. Entah mengapa aku terus memikirkan dia.  “hayat akan membuktikan kepadaku bahwa dia tidak bersalah tapi bagaimana mungkin?” batinku yang terus berperang dengan pikiranku
Namun saat aku sedang melamun tiba-tiba saja seseorang masuk ke kamarku. Aku pun segera memejamkan mataku. Aku tidak tau siapa orang itu, tapi kemudian terdengar suara seseorang yang tengah membaca ayat-ayat Alquran
“hayat. Ini suara hayat” batinku yang mulai mengenali suara itu
Beberapa menit berlalu. Hayat pun menyelesaikan bacaanya, ia lalu pergi dan menaruh Al-quran yang dibacanya tadi di samping ku. Aku pun membuka mataku dan menatap kearah pintu kamarku
“sejak awal hatiku ragu akan hal ini dan sejak awal aku tidak mengerti akan keraguanku sendiri ” ucapku pelan, aku lalu mengambil Al-quran yang ada di samping aku lalu menemukan secarik surat di sana
“aku mungkin tak bisa memberimu hati yang tulus
Mungkin pula tak bisa memberi cinta yang kau inginkan
Atau mungkin bunga yang kau harapkan
Tapi dalam setiap doaku aku menyebutkan dirimu
Dalam setiap perkataanku aku berusaha jujur padamu
Aku tau kau benci padaku
Aku juga tau kau mendengarku
Tapi  walaupun kau membenciku, kau tetap mendengarku
Dan karena itu aku yakin kau akan mempercayaiku
Aku pasti akan membuktikan segalanya
Aku akan meyakinkanmu seperti aku pernah meyakinkanmu dulu
Jadi percayalah...
Bukan manusia adalah makhluk yang lemah?”
Sejenak aku seperti terperangah, kalimat terakhir dalam surat ini seperti kembali memutar memoriku
“jadi orang itu bukan rio.... tapi orang itu adalah hayat?. Jadi orang yang selalu mengirimi ku hadiah dan orang yang mengajariku mencintai Tuhan adalah hayat? Lalu kenapa aku harus menyukai Rio?”
Pikiran itu terus menghantuiku, bahkan ketika ayahku menjengukku pagi ini aku masih memikirkan hal itu
“apa yang membuat putri ayah ini sering melamun?” tanya ayah padaku ketika aku tidak merespon ucapannya
“bukan apa-apa yah”jawab ku singkat” ayah tidak ke kantor?”tanyaku lagi pada ayah
Mendengar pertanyaanku ayah hanya menggeleng
“tumben sekali, biasanya ayah sama sekali tidak punya waktu untuku”
“ini semua karna hayat, dia benar-benar anak yang pandai. Saat menjadi asisten ayah, dia mengerjakan semua tugas-tugas yang sering ayah tumpuk. Dan hasilnya, ayah punya banyak waktu luang untukmu”
“ayah belum memecat hayat?”
“tanpa kau minta pun hayat sudah mengundurkan dirinya dari kantor ayah. Dia bilang ada hal yang harus ia buktikan padamu”
“baguslah, ternyata dia orang yang tau diri juga”
“ega,ayah mungkin tidak tau persis bagaimana kejadiannya. tapi apa hanya karena suatu kecelakaan akan menjadi alasan untukmu membenci sahabatmu sendiri?”
“ini jelas kesengajaan ayah. Hayat sengaja melakukannya”
“baiklah semuanya terserah padamu. Tapi jika kau bertanya apakah ayah meragukan hayat? Ayah akan jawab tidak. Kau tau? Siapa orang  yang membawamu kerumah sakit pada saat itu? Orang itu adalah hayat”
“dari mana ayah tau?”
“tadi dokter yang memberi tau ayah bahwa orang yang mengantarkan mu kerumah sakit,  semalam datang lagi untuk menunggui seperti malam-malam sebelumnya”
“apa? jadi setiap malam?”
“iya ega dan ayah yakin jika orang seperti dia tidak akan pernah mengecewakan putri kesayangan ayah”
***
Hari terus berlalu dan akhirnya aku pun bisa keluar dari rumah sakit. Akan tetapi, dokter masih mengharuskanku untuk istirahat selama sebulan itu berarti aku tidak bisa bermain dalam drama perpisahan sekolah. Akan tetapi walaupun begitu aku masih sangat bersyukur karena aku masih bisa mengikuti ujian yang akan di adakan besok. Jadi hari ini aku akan belajar dengan serius untuk ujianku.
Akhirnya setelah melalui masa-masa sulit siswa kelas 12 pun berhasil menyelesaikan ujiannya, demikian pula dengan ku. Aku telah menyelesaikan semua masalah yang berkaitan dengan sekolah ku kecuali satu hal yaitu masalahku dengan hayat. Sejak kejadian itu aku sama sekali tidak pernah lagi bertemu dengan hayat bahkan ketika ujian berakhir aku pun tidak berhasil menemukannya. Menurut kabar yang ku terima dari aya, hayat memang sedang sangat sibuk mengikuti tes untuk beasiswanya.
“aku tau hayat sangat sibuk dengan hidupnya. Aku juga tau belajar untuk mengikuti tes beasiswa adalah yang terpenting baginya. bahkan Aku juga tau dia tidak punya waktu walau hanya sekedar mendengarkan curahan hatiku, tapi kenapa aku bisa sampai menuduhnya akan mencelakaiku sedangkan aku tau dia tidak punya banyak waktu untuk hal-hal yang tidak berguna seperti itu... argggh aku benar-benar benci pada diriku”
“sudahlah ga. Hayat ngerti kok, dia juga gak marah sama kamu. Dia juga sering curhat sama aku tentang kamu. Dan dia nggak pernah marah sama kamu” jelas aya padaku
“kamu bohong, kau pasti hanya ingin menghiburku saja”
“aku serius ega, mana mungkin hayat membencimu dia kan sangat menyukaimu, kau tau? saat pertama kali bertemu denganmu, dia sudah jatuh hati padamu”ucap aya setengah tertawa, sedangkan aku hanya bisa diam tidak mengerti akan ucapannya.
“apa? apa maksud ucapanmu?”
“hah? Memangnya aku mengatakan apa?”
“kau bilang hayat menyukaiku”
“ah... mana mungkin aku mengatakan itu. Kau bercandakan ?”
“aku serius ya. Apa maksud ucapanmu tadi?”
“maaf ga, aku harus pergi dulu” aya pun segera meninggalkanku yang masih sangat penasaran dengan ucapannya tadi
“hayat menyukaiku? Tapi mana mungkin?”
Aku kembali melamun seperti kebiasaan ku setiap harinya tanpa hayat. Tapi ketika aku tengah asik melamun tiba-tiba saja tia datang
“kau lagi”ucapku sinis ketika tia duduk disebelahku
“tenanglah aku tidak akan mengganggumu hari ini. Aku hanya ingin mengucapkan keprihatinanku atas kemalangan nasibmu”
“kemalangan? Apa maksudmu?”
“yah, karena hayat, kau tidak bisa mengikuti drama itu kan? Dan karena itu pula kau juga akan melihat aku menggantikan posisimu...hmmm benar-benar kisah yang menyedihkan bukan?”
“apa? tapi kenapa harus kau?”
“kenapa aku? Yah karena memang semua itu adalah hak ku ega. Kaulah yang seenaknya datang lalu mengambil posisiku. Kau memang pantas mendapatkan semua ini!!” ucap Tia kali ini dengan nada yang sangat tinggi
“aku pikir kau tidak menyukaiku karena Rio lebih memilihku dari pada dirimu, jadi ternyata karena posisimu dalam drama ini yang membuatmu membenciku”
“yang benar saja, mengapa aku harus membencimu karena Rio. Rio itu pacarku dan dia mendekati hanya untuk mencelakaimu”
“apa? apa maksud ucapanmu?”tanyaku yang agak sedikit sulit mencerna ucapan Tia
Mendengar pertanyaanku tia tiba-tiba saja diam. Ia seperti menyembunyikan sesuatu dariku,akhirnya  tanpa menjawab pertanyaanku tia pun meninggalkanku. Aku ingin sekali mengejar tia akan tetapi tiba-tiba saja tubuhku lemah dan aku pun pingsan.selang beberapa waktu aku pun sadar dan ketika aku sadar, aku sudah ada di UKS
“keadaan kamu gimana ga?”tanya aya padaku ketika aku membuka mataku
“aku... aku dimana?”
“kamu di uks, tadi hayat yang membawamu kesini”
“hayat? Lalu dimana dia sekarang?”
“dia sedang mengikuti tes di ruang kepala sekolah” ucap Rio yang  tiba-tiba saja masuk” untuk apa sih ga kamu mencari anak itu. Bukankah dia yang mencelakaimu?”
“dia atau kau yang mencelakaiku?”
Mendengar ucapanku, raut wajah Rio tiba-tiba saja berubah. Aku yakin Rio pasti mengerti ucapanku dan itu berarti maksud ucapan Tia tadi adalah Rio lah yang mencelakaiku bukan hayat
“kau memberikan posisiku pada Tia di dalam drama dan kau juga memberikan posisiku pada wanita itu di dalam hatimu kan?”tanyaku lagi pada Rio yang semakin membuatnya bungkam
“kenapa diam? Apa aku salah? Atau mungkin semuanya benar? KAU adalah orang yang menjatuhkan pot bunga itu dikepalaku dan ketika hayat menolongku, kalian malah membuat seakan-akan hayat yang mencelakaiku. Karena kau aku membenci sahabatku!!!. Kau!!! Kau benar-benar keterlaluan Rio”
“aku bisa jelaskan ga jika....”
“cukup Rio!!!. Aku... aku sudah cukup di bohongi. Satu tahun RIO!!! Satu tahun kau berpura-pura menyukaiku hanya untuk bisa mencelakaiku. Sekarang aku mengerti mengapa hayat tidak menyukai hubungan kita. Sekarang aku tau mengapa hayat selalu mengatakan kalau pacaran adalah hubungan yang sia-sia. Yah karena memang semuanya adalah hal yang sia-sia, kau mungkin adalah pacarku, tapi didalam hatimu aku hanya sekedar bonekamu. Sekarang aku tau Rio, sekarang aku mengerti tentang resiko yang akan ku terima karena terlalu menggantungkan harapan pada manusia. Aku harap setelah ini kita masih bisa berteman baik”
“apa? apa maksudmu kita putus?”
“aku tau kau menyukai tia. Tapi jika boleh aku sarankan, jika kau menyukai seseorang kau sebaiknya menjaganya. Jangan pernah berusaha memilikinya melalui hubungan seperti pacaran, karena jika kau menyukainya, yang kau harus lakukan adalah menjaganya. Jangan membuatnya menggantungkan harapannya padamu. Karena bukankah manusia itu lemah? Manusia tidak akan pernah bisa mewujudkan harapan manusia. Dan membuat dia berharap padamu hanya akan menghancurkan hatinya. kau mengerti kan? “
Mendengar ucapanku, Rio hanya diam. Aku lalu mengajak aya untuk meninggalkan Rio sendirian dengan harapan Rio akan sadar akan kesalahannya.
***
Hari ini adalah hari perpisahan disekolah, terlihat semua siswa sibuk untuk bertukar kado atau sekedar berfoto bersama teman-teman sekelasnya. demikian pula denganku, bahkan memori hp ku hampir penuh karena terlalu banyak mengabadikan foto teman-teman sekolahku. Akan tetapi, hanya satu orang yang tidak berfoto bersamaku saat itu. Dia adalah sahabat termenyebalkanku Nurhayat. Untuk pertama kalinya aku sangat merindukan seseorang selain ayahku, aku sangat merindukan hayat. Akan tetapi, di hari perpisahan sekolah ini pun mungkin dia tidak akan datang. Yah, menurut cerita aya hari ini hayat akan berangkat kesingapore. Mungkin dia sudah berada di bandara sekarang. Aku benar-benar sangat menyesal telah menuduhnya. Tapi semuanya terlambat aku benar-benar tidak akan bertemu dengannya lagi kali ini
“hai ega” tiba-tiba saja terdengar suara yang menyapaku
“eh rio, tia. Ada apa?”
“aku dan rio hanya ingin minta maaf ga, aku tau semua yang ku lakukan selama ini salah. Dan aku juga hampir membahayakan nyawamu, tapi sungguh ga aku benar-benar sangat menyesal” ucap tia sambil tertunduk di hadapanku
Aku sangat senang karena akhirnya, tia menyadari kesalahannya. Aku juga senang karena Rio memutuskan untuk menerima saranku, akhirnya Rio dan tia memutuskan untuk tidak pacaran dan saling menuntut seperti dulu. Kali ini mereka memutuskan untuk bersahabat saja
“o iya,kemarin hayat mencarimu disekolah. Tapi karena tidak berhasil menemukanmu dia lalu menemuiku dia menitipkan ini padaku”ucap Rio sambil memberikan sebuah kotak berwarna biru muda padaku
“ini apa?”
“buka aja kali kalo penasaran” ucap aya yang tiba-tiba saja muncul
“ah cahaya, jangan-jangan kamu tau ya isinya apa?”
“hehe tau dong kan aku yang pilihin”
Mendengar ucapan cahaya, aku hanya menggeleng dan segera membuka kotak itu. Terlihat didalam kotak itu, terdapat sebuah jilbab merah muda dan sebuah cd rekaman yang bertuliskan “untuk si resek” dan tidak lupa pula secarik kertas yang berisi kata-kata bijak hayat tentunya
“jilbab?” aku cukup kaget atas pemberian hayat itu, aku lalu segera membaca secarik surat yg ada di atas jilbab itu
“dulu, sebelum bertemu denganmu. Aku selalu menganggap manusia adalah makhluk yang paling lemah dan tidak punya pendirian. Tapi ketika aku bertemu denganmu, pandanganku mulai berubah. Aku sadar, manusia mungkin lemah tapi bukan berarti manusia tidak bisa menjadi kuat. Yang paling penting adalah rasa percaya dan yakin. Dulu Aku selalu meminta mu untuk memakai jilbab, dan kau selalu menolaknya dengan alasan tidak siap. Tapi kali ini aku memaksamu dengan serius, jika sebelumnya kau tidak yakin untuk memakai jilbab karena hatimu yang tidak siap maka sekarang yakinlah bahwa ketika hijrah dari kau yang dulu kau bahkan tidak punya persiapan apa pun jadi untuk hijrahmu yang kedua mengapa kau harus membuat persiapan? Percaya dan yakinlah pada dirimu
Melihat tulisannya aku tersenyum sejenak. Aku lalu memutar CD yang ada di dalam kotak itu bersama dengan cahaya,Rio dan Tia. Terlihat dalam Video itu ada sesosok lelaki yang sangat ku kenal. Dia adalah Hayat. Terlihat hayat masih menggunakan baju koko dan sarung, bahkan ia masih menggunakan peci. Dasar hayat, jangan-jangan sehabis sholat dia langsung membuat video ini
“Assalamualaikum wr.wb
Hai gadis manja...lama yah udah nggak ketemu, jujur aku cukup rindu padamu(sambil tersenyum salting). Mungkin waktu kau menonton video ini aku sekarang sudah  berada di pesawat menuju singapore. Yah, dugaanmu benar. Aku diterima, akhirnya setelah berusaha dengan sangat keras aku berhasil lolos seleksi beasiswa disingapore. Jujur aku sangat senang tapi aku juga sedih Karena itu berarti aku tidak bisa lagi menjagamu, aku yakin kau pasti tidak pernah tau jika selama ini aku sering memperhatikanmu. Kau pasti berfikir kalau aku sangat membencimu dan kau juga pasti berfikir kalau aku tidak menyukaimu karena sikap dingin yang selalu aku tunjukkan padamu. Tapi sebenarnya terjadi adalah aku malah sangat menyukaimu. Aku bahkan sangat takut jika akhirnya rasa cintaku padamu akan mengalahkan rasa cinta ku kepada Tuhan, itu sebabnya aku selalu bersikap dingin padamu. Aku tau kalau kau sangat menyukai Rio itu sebabnya aku tidak pernah melarangmu, meski aku tau pacaran adalah suatu hal yang tidak baik bagimu, itu karena aku takut kalau kau akan merasa sedih. Jujur saja, meninggalkanmu adalah sesuatu hal yang mustahil untuk ku lakukan, tapi kemudian aku sadar. APALAH ARTI CINTA?  jika cinta yang sebenarnya adalah menjaga bukannya memiliki. APALAH ARTI CINTA? jika cinta yang sebenarnya adalah hati bukannya emosi. APALAH ARTI CINTA? Jika pada akhirnya setiap manusia akan berakhir dengan takdir. Lalu, APALAH ARTI CINTA sebenarnya? Aku terus bertanya? Sampai kemudian aku sadar, bahwa jika aku mencintaimu aku akan menjagamu. Jika aku mencintaimu aku akan menjaga hatiku untukmu dan jika kau adalah takdir Tuhan untukku maka itulah yang akan menjadi Arti dari Cinta sesungguhnya.

Waduh aku ngomongnya kepanjangan ya hehe, ya udah deh aku pamit undur diri dulu ya, eh jangan lupa pake jilbabnya,maaf ya jika kau tidak menyukainya, kalau ingin protes. Protes saja pada aya karena itu adalah pilihannya. Ya udah jaga diri ya ega...
Aku....aku.... mengharapkanmu karena Allah... ega!
 wasalamualaikum wr wb (langsung kabur entah kemana)”
melihat tingkah hayat dalam video itu semuanya tertawa, mungkin hanya aku yang sangat sedih menontonnya hiksss...
“si hayat yg suka so cool itu aslinya alay kaya gini ya... hahaha parah”ucap Rio sambil sedikit menggodaku  yang hampir menangis
“ya udah, biar alay gitu temenku loh dia itu” ucap aya sambil mengambil jilbab yang ada dalam kotak” dan sekarang giliran mencoba ini”
“serius?”tanyaku agak sedikit ragu
“ya iyalah... ayo-ayo cepetan”ucap aya sambil memakaikan jilbab itu padaku
Karena paksaan aya, aku pun akhirnya hanya pasrah ketika aya memakaikan jilbab itu padaku
Akhirnya sejak hari itu, aku memutuskan untuk memulai hijrahku dan berhenti untuk menggantungkan harapanku pada manusia. Aku sadar, bertemu dengannya telah mengajarkanku banyak hal. Aku yang semulanya tidak mengenal agamaku kini mulai berusaha untuk mengenalnya. Aku yang semulanya tidak mengerti apa itu sahabat dan cinta kini mulai berusaha memahaminya. Aku sadar bahwa pertemuanku dengannya telah mengajarkanku banyak hal dan menyadarkanku bahwa di dalam dunia ini Tuhan tidak pernah mempertemukan manusia dengan orang yang salah, semua orang yang hadir di dalam hidup kita adalah orang-orang pilihan Tuhan yang kemudian akan membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Semua tergantung bagaimana kita menanggapinya

SELESAI