hello everyone.... lama nih saya gak bikin postingan di blog saya ini... dan kayaknya nih blog udah berdebu banget ya wkwk. by the way seperti biasanya saya akan posting cerpen yang saya bikin sendiri... cerpen ini sebenarnya ringkasan cerita dari cerita wattpad saya yang berjudul sama yaitu LOVE YOU ENEMY. Tapi kalo yang di wattpad certita belum selesai. Oke langsung aja happy reading guys :)
LOVE YOU ENEMY
(FULL STORY)
Matahari
mulai menampakkan cahayanya, menyinari setiap sudut sekolah. Memaksa bangun
jiwa muda-mudi yang masih terlena akan mimpi-mimpinya. Namun di pagi yang masih
senyap itu seorang siswi tampak sedang menggerutu di depan papan pengumuman
sambil menunjuk-nunjuk tulisan LINDA
LIHAR DHINI 12-1 PERINGKAT 2
“APA????
peringkat 2?? Lagi??? “ teriak Dhini kesal tepat di depan papan pengumuman” dan
peringkat satunya......” ucap Dhini seraya menunjuk nama diatasnya” RIO YUDHA
12-7
PERINGKAT 1 hoho jadi anak baru itu peringkat satu lagi ya... arghhh
menyebalkan... baru masuk aja udah bikin peringkat gue turun. awas aja kalo
ketemu. Gue bikin tempe bacem entar!!!” gerutu Dhini sambil meremas-remas
tangannya dengan kesal
Namun ketika
ia hendak pergi meninggalkan papan pengumuman itu dan menuju ke kelas tiba-tiba
saja....
“DORR!!!”
*krik-krik*
.
.
.
.
.
“apa-apaan
sih lo?” tatap Dhini bingung pada gadis yang tiba-tiba saja muncul di
hadapannya
“arghh lo
gak asik din.. masa lo gak kaget sih” ucap gadis tadi ngambek sambil
memoyongkan bibirnya
“hoho jadi
lo lagi ngagetin gue ya wkwk... maaf gue gak fokus. Abisnya gue lagi bete nih
sama si anak baru itu”
“siapa? Rio?
Yang pinter itu? dan... ganteng?”
“semangat
amat lo. Dia emang pinter sih tapi kalo soal ganteng gue gak tau!! Liat mukanya
aja gak pernah”
“hellawwww
lo gak pernah liat Rio?? Lo gila ya? Dia itu terkenal banget lagi. Satu sekolah
bahkan kenal dia. Lo mah gak update orangnya”
“apaan tuh?
Memangnya dia siapa? Presiden Republik Indonesia? Sampai gue harus kenal sama
dia. Udahlah vi terserah lo. Gue mau ke kelas bete gue disini” ucap Dhini
hendak berlalu tapi tiba-tiba saja gadis tadi menarik tangan Dhini
“apaan lagi
sih Silvi?” teriak Dhini kesal sambil menepis tangan silvi
“itu...”
ucap silvi sambil menunjuk seorang anak laki-laki dengan jaket hitam yang
sedang di kerumuni oleh para gadis di dekat papan pengumuman” dia Rio...
ganteng kan?”
Dhini
kemudian menatap Rio dengan sangat tajam agar ia bisa melihat wajahnya dengan
jelas namun sayang karena kerumunan gadis-gadis tadi Dhini tidak bisa melihat
wajah Rio dengan jelas
“njirrr sok
ngartis banget tuh orang. Bikin gue males aja” ucap Dhini seraya berlalu menuju
ke kelas
Namun dari
kejauhan tanpa Dhini sadari Rio tampak menatap dirinya, Rio lalu mengeluarkan
secarik foto dari saku celananya. Melihat foto itu Rio hanya tampak tersenyum
sejenak
***
Hari itu jam
pelajaran setelah istirahat makan siang kembali dimulai. seorang guru baru pun
tampak masuk dengan tiba-tiba ke kelas 12-1 namun baru beberapa saat masuk
kedalam kelas tiba-tiba saja terdengar suara vas bunga yang dipecahkan di dalam
kelas tersebut sontak para siswa yang tengah tertidur di dalam kelas terbangun
karena terkejut mendengar vas bunga yang jatuh
“bagaimana?
Apa sudah bangun semua?” ucap sang guru ketika semua siswa bangun dan tampak
sangat bingung melihat kehadirannya “ baiklah perkenalkan nama saya Ema Lusita.
Saya adalah Guru bahasa indonesia kalian yang baru”
“salam kenal
bu guru” ucap semua siswa sambil tersenyum ramah
“salam kenal
dan ya..... maaf karena sudah memecahkan vas bunga kelas kalian”
Mendengar
ucapan bu ema semua siswa diam dengan wajah yang cukup tegang. Tapi tidak
dengan Dhini ia malah maju kedepan dan membersihkan pecahan beling dari vas
bunga itu. setelah selesai membereskan pecahan beling itu, Dhini lalu
menghampiri bu ema
“kami minta
maaf bu. Hari ini adalah hari pertama ibu tapi kami malah merusaknya dengan
tertidur di dalam kelas. Maafkan kami”
“kau? Siapa
namamu?”
“Linda Lihar
Dhini”
“baiklah.
Silahkan kembali ketempat dudukmu dan kalian semua buka halaman....”
Namun saat
Bu ema hendak memulai pelajarannya tiba-tiba saja terdengar suara musik yang
sangat keras dari kelas 12-7
“suara apa
itu?” tanya bu ema
“mungkin
dari kelas 12-7 bu” jawab silvi
“12-7?”
“yappp!! Si
kelas pembuat onar itu bu”
“benarkah?
Kalau begitu kamu! Tolong panggilkan si pembuat onar itu ya” perintah Bu ema
pada Dhini
“apa bu?
Saya? Tapi kenapa saya?” tanya Dhini bingung
“ ya iyalah
kamu. Masa kamu mau nyuruh saya sih? Kan gak lucu”
“hufttt oke
bu. Ayo sil kita panggil si pembuat donat itu!!” ucap Dhini dengan semangat
membara
“eh... bukan
donat din. Tapi onar”
“njirrrr
belum apa-apa aja gue udah salah. Menyebalkan!!!”
Dhini dan
silvi lalu segera menuju ke kelas 12-7. Namun saat mereka sampai di depan kelas
12-7 mereka tampak sangat terkejut melihat pemandangan kelas 12-7 yg tampak
seperti kapal pecah
“sil ini
masih di sekolah kan? Ini bukan rumah kosong depan sekolah kita kan?” tanya
Dhini pada silvi
“ka...kayaknya
sih iya din” jawab silvi agak ragu
“hufttt ayo
mulai” ucap Dhini sambil menarik nafasnya” ketua kelas 12-7 di panggil bu ema
ke kelas 12-1” teriak Dhini di depan papan tulis kelas 12-7 namun tidak ada
yang mengindahkan Dhini mereka semua sibuk menari-menari dengan suara musik yg
sangat keras. Melihat hal itu, Dhini tampak sangat kesal dan hendak mematikan
musik di kelas itu. tapi seseorang tiba-tiba saja menahan tangannya
“LO!!!” ucap
Dhini kesal sambil menepis tangan orang itu” hoho jadi lo kan yang bikin
donat!!! Eh maksud gue onar!!” ucap Dhini seraya mengacungkan telunjuknya ke
arah orang itu
“lo gila
ya?” ucap orang itu pada Dhini dengan tatapan bingung
“WHATSSS???
BERANINYA LO BILANG GUE GILA!!! Mulut lo perlu gue hajar ya” ucap Dhini
menampar orang itu tapi di tahan oleh seseorang
“sabar Din
biar gue jelasin. Ini semua bukan kesalahan Rio”
“Rio? Hoho
jadi dia si rangking satu itu? dengar ya danar!! Gue gak perlu penjelasan lagi
sekarang ! lo tau gak? Bu ema sampai marah besar di kelas gue gara-gara nih
anak. Tanyanya aja Dhini kalo gak percaya”
“iya dan.
Satu vas udah pecah di kelas kami jangan sampai kursi sama meja juga
patah-patah gara bu ema” tambah silvi
“siapa lo
bilang?” tanya Rio tampak penasaran ketika mendengar nama bu ema
“bu ema
lusita, beliau adalah guru bahasa indonesia kita yang baru” jelas Silvi
Mendengar
ucapan silvi, Rio tampak hanya diam dan melamun. Sedangkan Danar terus
menjelaskan bahwa semua ini bukanlah kesalahan Rio tapi ini adalah perintah
dari guru matematika mereka sebagai hukuman karena mereka ketahuan menari-nari
di kelas saat guru matematika sedang meninggalkan tugas dikelas
“kalo dengan
menghukum gue kalian bisa puas. Ayo kita ketemu wanita itu” ucap Rio tiba-tiba
yang membuat Dhini, Danar dan Silvi bungkam
“tapi yo...”
“ayo. Bawa
gue kewanita itu” ucap Rio seraya menyodorkan tangannya pada Dhini
Dhini tampak
bingung, namun dia kemudian tersenyum menang “ gue pastiin bu ema bakalan
menghukum lo dengan berat” batin Dhini
“ngapain lo
senyum-senyum! Naksir gue ya lo” ucap Rio saat Dhini terus tersenyum menatapnya
“ njirr gue
masih waras kali. Jadi gak mungkin gue suka sama lo!!”
***
Suara bel
akhir pulang sekolah pun tampak berbunyi nyaring ketika jam sekolah sudah
menunjukkan pukul 14.00. tanpa ba bi bu semua siswa segera keluar sekolah
dengan penuh semangatnya. Tapi saat itu, ada juga beberapa siswa yang masih
santai berada di lapangan basket sekolah sambil menyeruput es limun dengan
segarnya
“lo tadi
gimana yo?” tanya Danar pada Rio yang masih sibuk menyeruput es limunnya
“biasalah
emak-emak!! Abis dia marahin gue dia malah nelpon abah gue dan ngancem gue buat
balik ke singapore” jawab Rio santai
“jadi
gimana? Lo gak bakalan pulangkan yo?” tanya naufal pada Rio dengan was-was
“ya
kagaklah. Jujur walaupun abah Cuma kakaknya papa gue. Gue lebih milih tinggal
sama abah dari pada papa dan mama”
“jadi
benerannya bu ema itu emak lo?” tanya Naufal lagi
“banyak
nanya lo. Udah ah gue mau balik” ucap Rio tampak kesal lalu segera meraih
tasnya dan pergi
Ditempat
berbeda dalam waktu yang sama, seorang gadis tampak sedang memberontak ketika
beberapa gadis lainnya sedang mencoret-coret wajahnya dengan menggunakan
spidol. Gadis itu terus melawan , namun apalah daya 3 lawan 1 tidak akan pernah
berhasil walau sekuat apa pun gadis itu
“ini balasan
yang tepat untuk cewek caper kayak lo” ucap gadis yang paling berkuasa di geng
itu yang tidak lain adalah Erika” gue peringatin sekali lagi ya sama lo! Jangan
pernah dekatin cowok gue Rio”
“hahaha Rio?
Jadi cowok sok kegantengan itu pacar lo! Sorry ya dia bukan tipe gue”
“apa lo
bilang? berani-berani ya lo bilang gitu tentang Rio. Lo ini memang perlu
dihajar ya” ucap Erika hendak menampar wajah Dhini namun tiba-tiba saja
seseorang menahannya
“lo gila ya?
Ini muka anak orang bukan papan tulis kenapa lo coret-coret sih?” ucap orang
itu marah pada perbuatan Erika dan teman-temannya
“ta..tapi
yo”
“udahlah!
Kalo sekali lagi gue liat lo nyakitin anak orang gara-gara gue. Gue gak akan
lagi mau berteman sama lo lagi. Ngerti!!!”
“tapi
yo....”
Rio pun
segera berlalu bersama dengan Dhini meninggalkan Erika yang tampak sangat
kecewa dengan sikap Rio. Rio lalu membawa Dhini kerumahnya karena kebetulan
anaknya abah ada yang dokter jadi Rio memutuskan membawa Dhini kerumahnya agar
ia bisa dirawat oleh anak abah
“gimana kak
keadaanya?” tanya Rio pada kak Dessy
“dia baik-baik
saja. hanya saja sepertinya dia mengalami trauma dan kesepian. Dia juga sering
sekali pingsang”
“kakak tau
dari mana?”
“lihat ini!
Sikutnya sering terluka “ ucap kak Dessy seraya menunjukkan plester-pleter yang
ada di kedua sikutnya
“oh gitu ya”
ucap Rio santai tapi ia tampak sedang berfikir” kak tolong jaga dia ya. Rio mau
ngaji dulu sama abah”
“oke “
Malam itu,
sepulang mengaji dari mushola Rio segera menengok keadaan Dhini. Namun saat ia
tiba disana Rio sangat terkejut karena Dhini tidak ada dikamar. Rio pun segera
mencari Dhini dan akhirnya Rio menemukan Dhini di teras atas rumahnya. Dhini
tampak sedang melamun dan memikirkan sesuatu
“gue pikir
lo kabur” ucap Rio yang tiba-tiba duduk di sebelah Dhini
“ya
enggaklah. Gue takut gelap dan kalo berada dalam gelap gue bakalan sesak nafas
terus pingsan. Jadi sebenci apa pun gue sama lo gue gak bakalan ngelakuin hal
segila itu”
“yah... oke
setidaknya hal itu bikin gue lega. By the way, kenapa lo benci sama gue? “
“hah? Emmm
kenapa ya? Ahhh karena lo udah ambil peringkat gue” ucap Dhini makyun
“apa? jadi?
Cuma karena itu? ya ampun gue kira kenapa. Kenapa lo tau takut emak lo marah ya
gara-gara peringkat lo turun” ledek Rio pada Dhini namun hal itu malah
membuatnya tampak sedih
“lo bener
juga? buat apa gue dapet juara toh gue juga gak bisa nunjukin hal itu kesiapa
pun” ucap Dhini sedih dengan senyum kecut
“ahhh bukan
gitu maksud gue. Kok malah jadi gini sih” ucap Rio bingung seraya menggaruk
tengkuknya yang tak gatal. Rio pun kemudian teringat sesuatu dan segera merogoh
kantung bajunya untuk mengambil saputangan untuk Dhini. Tapi kemudian secarik
foto jatuh dari kantung Rio
“INI....GUEEE....”ucap
Dhini sangat terkejut saat melihat foto yang jatuh dari kantong Rio
“jangan
GR!!! Itu bukan lo! Dia Dhina mantan gue” ucap Rio seraya merebut foto itu dari
Dhini
“cieee jadi
mantan lo mirip gue?? Awas ajanya kalo lo naksir gue ya”
“dihhh
tenang aja.gue gak percaya lagi kok sama yang namanya cinta” ucap Rio seraya
terus menatap kearah langit
“gue malah
percaya banget sama cinta. Sejak papa dan mama pindah ke singapore dan aku
tinggal dirumah tante. Tante juga sangat sibuk. Aku terus kesepian hingga
akhirnya aku...”
Tiba-tiba
saja terdengar suara ponsel yg berdering. Ponsel itu adalah milik Dhini. Dhini
pun segera mengangkat ponselnya
“entah mengapa gue merasa Dhini dan
gue seperti mengalami takdir yang sama. Apa ini artinya gue akan jatuh hati
lagi sama seperti gue jatuh hati pada Dhina. Lagi pun gue jauh lebih beruntung
jika di banding dengan Dhini. Gue punya abah dan bahkan mama juga memutuskan
untuk pindah ke indonesia. Dhini gue....entah kenapa gue pengen liat lo
bahagia. Bukan karena lo mirip sama Dhina.
Tapi karena lo mirip sama gue. Gue
gak mau lo lebih menderita dari gue”
“eh yo
ngapain lo ngelamun” ucap Dhini tiba-tiba setelah ia selesai menelpon
“ah nggak.
Gue ngantuk mau tidur”
“eh
tunggu... gue punya sesuatu buat lo” ucap Dhini seraya melepaskan gelang di
tangannya” ini adalah gelang kesayangan gue dan sekarang gue kasih ke elo
sebagai tanda persahabatan kita oke!”
Mendengar
ucapan Dhini yang sangat tulus Rio pun hanya mengangguk senang. Dhini lalu
segera memakaikan gelang itu pada Rio
Pagi pun
tiba dengan sangat cepat, bahkan Dhini bangun sangat siang. Ia terpaksa harus
mengerjakan semuanya dengan sangat cepat agar ia bisa segera kesekolah. Dan
saat Dhini keluar kamar.... BRUGHHH!!!!
“LO!!! Kalo
jalan liat-liat dong!! Gak liat apa gue segede gini” teriak Rio pada Dhini yang
baru saja menabraknya
Sedangkan
Dhini hanya menutup kedua telinga saat mendengar omelan Rio
“lo ini ya!
Perasaan kita semalem baru aja baikan kok lo udah ngomel-ngomel aja pagi-pagi
gini”
“pagi dari
hongkong!! Lo gak inget subuh tadi kak Dessy bangunin lo setengah mampus eh lo
nya malah gak respon dan akhirnya malah gak sholat subuh”
“hah serius?
kak Dessy bangunin gue?”
“ya iyalah .
lo itu ya...”
“udah-udah
jangan bertengkar! Nanti kalian terlambat loh” ucap kak Dessy datang seraya
membawakan segelas susu untuk Dhini” ini minum dulu”
“terima
kasih kak” ucap Dhini lalu segera menenggak susu itu” sudah.... ayo yo kita
berangkat nanti telat” ucap Dhini berlalu seraya meninggalkan Rio
“dasar!!
Kalo pun telat juga itu semuakan gara-gara dia! Ya sudah kak Rio pergi dulu
kak. Assalamualaikum”
“waalaikumsalam”
Rio pun
segera keluar rumah dengan berlari karena Dhini yang sudah sangat jauh
meninggalkannya. Akhirnya setelah beberapa saat berlari, Rio berhasil menyamai
langkah Dhini
“lo sering
gak sholat subuh ya?” tanya Rio membuka pembicaraannya dengan Dhini
Dhini pun
hanya mengangguk pelan sambil memakyunkan bibirnya. Melihat hal itu Rio pun
segera mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Tapi kemudian seseorang datang
menghampiri Dhini
“halo” ucap
orang itu seraya memberikan sebuket bunga mawar putih pada Dhini
“DANI!!!”
ucap Dhini sangat kaget lalu memeluk orang itu” akhirnya kamu pulang!!! Aku
kangen banget sama kamu
“iya aku
udah lulus S1. Jadi aku memutuskan untuk bekerja di kantor ayah di Indonesia
supaya bisa ketemu kamu”
“ya ampun so
sweet ya”
“ya udah aku
anter ya”
“eh tunggu
aku pamit sama temen aku dulu ya” ucap Dhini seraya menghampiri Rio yang tampak
masih termenung” yo gue duluan ya, gue mau bareng pacar gue dulu. Bye!!!”
“kok rasanya
kaya De Javu ya. Ah sudahlah ngomong apa sih lo yo. Ayo semangat kita ke
sekolah” ucap Rio sambil mengukir senyum di wajahnya
“Pagi itu adalah pertemuan terakhir
ku dengan Dhini karena kemudian kami sama-sama disibukkan dengan ujian nasional
di tambah lagi aku harus mempersiapkan diri untuk beasiswa ku kesingapore. Aku
sangat sibuk sampai aku tidak punya waktu lagi bahkan untuk sahabat-sahabatku.
Inikah yang dimaksud dengan orang yang selalu ingin menjadi nomor satu akan
selalu kesepian? Entahlah aku tidak boleh seperti itu. meskipun tidak ada
manusia di sampingku tapi akan selalu ada Tuhan di hatiku... jadi percayalah”
***
Hari itu pun
akhirnya tiba. Hari dimana ketika semua siswa kelas 12 harus melepas seragam
putih abu-abu mereka dan menggantinya dengan seragam kerja sebagai tanda bahwa
suatu hal yang serius baru saja akan dimulai. langkah awal yang bisa jadi
paling menentukan kehidupan mereka di masa depan
“hey yo
whats up bro?” ucap Benny seraya merangkul Rio yang sedang termenung
“eh elo ben.
Nggak gue Cuma lagi mikir aja acara ke lulusan ini kapan selesainya ya? Gue
masih harus bimbingan”
“anjirr nih
anak. Di acara kelulusan aja masih mikirin bimbingan” ucap Naufal
“tau nih!!
Nikmatin ajalah. Lagi pula lo gak usa galau lah Cuma gara-gara Dhini” ucap
Danar keceplosan
“apa lo
bilang? Ka... kalian ngomong apa ke tuh anak hah?”
“yah gitu
deh...” ucap ketiganya saling liat-liatan
“sorry yo...
kita ngasih surat lo waktu itu ke Dhini” ucap Danar mengakui kesalahan yang
mereka perbuat
“dan Dhini
sudah putus dari Dani sekarang” sambung Benny
“apa??? tapi
kenapa? Lo semua taukan Dani adalah kebahagian Dhini dan gue... gue bisa
ngelupain
Dhina itu artinya gue juga bisa ngelupain Dhini”
Mendengar
penjelasan semua teman-temannya Rio tampak sangat marah. Namun saat itu, Rio
tidak bisa marah kepada sahabat-sahabatnya karena ia tau jika
sahabat-sahabatnya hanya ingin membantu dirinya
“maaf karena
gue udah marah” ucap Rio menyesal” tapi serius!! gue tau Dhini sangat butuh
seorang pacar karena dia itu terlalu kesepian dan gue juga tau posisi gue...
gue gak bisa jadi seorang pacar buat Dhini karena apa? karena gue tau pacaran
itu tidak di perbolehkan dalam agama lagi pula gue bisa di gorok dari abah kalo
gue ketahuan pacaran. Itu sebabnya gue gak pernah kasih surat itu ke Dhini”
Mendengar
penjelasan dari Rio semuanya tampak sangat menyesal
“maafin kita
ya bro” ucap Danar seraya merangkul Rio diikuti oleh Naufal dan Benny
“pengumaman!!! Bagi siswa kelas 12
diharapkan untuk segera berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti acara
kelulusan . terima kasih”
“eh ayo kita
ke aula sekarang” ajak Benny yang kemudian di setujui oleh ketiga sahabatnya
.
.
.
.
“assalmualaikum
wr.wb dan selamat pagi. Pada pagi hari ini saya selaku kepala SMA FIKSI
menyatakan dengan sangat bangga bahwa semua siswa kelas 12 SMA FIKSI dinyatakan
.... lulus 100%” ucap kepala sekolah dengan sangat bangga
Mendengar ucapan
kepala sekolah sontak semua siswa kelas 12 bersorak sorai merayakan kelulusan
mereka. Mereka saling berpelukan dan mengucapkan selamat pada teman-teman yang
diduduk disebelah mereka. Sesaat euforia kelulusan tampak reda. Kepala sekolah
lalu melanjutkan agenda acara kelulusan yang selanjutnya yaitu dengan pembaca
siswa dan siswi terbaik sekolah
“baiklah.
Selanjutnya saya akan membacakan siapakah yang terpilih sebagai siswa dan siswi
lulusan terbaik sekolah tahun ini. Dan siswa terbaik sekolah tahun ini adalah
seorang siswa yang berasal dari kelas 12-7. Saya rasa kalian tentu sudah
mengenalnya. Saya persilahkan keatas panggung yaitu Rio
Yudha kelas 12-7 “
Sontak saat
nama Rio disebutkan ia langsung naik ke atas panggung dan menyalami kepala
sekolah sedangkan teman-temannya tersenyum bangga pada sahabat mereka yang
sangat luar biasa itu
“dan siswi
terbaik sekolah kita tahun ini.... seperti yang sudah-sudah ia berasal dari
kelas unggulan yaitu kelas 12-1. Baiklah saya persilahkan ke atas podium yaitu
Linda Lihar Dhini kelas 12-1”
Sontak tepuk
tangan kembali bergemuruh dari seluruh siswa. Rio tampak tertunduk dan tidak
ingin melihat wajah Dhini. Mungkin Rio malu karena surat cinta darinya akhirnya
terbaca oleh Dhini. Namun Rio tampak tertegun ketika seorang gadis berjalan
dari arah penonton dengan menggunakan kebaya biru dan juga gadis itu
menggunakan hijab yang senada dengan kebayanya. Samar-samar Rio mencoba
mengingat-ingat siapa gadis itu. dan kemudian Rio ingat..... ternyata gadis itu
adalah Dhini. Rio tampak tertegun sedangkan Dhini tampak tersenyum pada Rio
.
.
.
.
“jadi lo
bener-bener putus dari Dani”
“iya”
“karena
gue?”
“jangan GR
deh lo. Ini karena Tuhan. Gue memutuskan untuk gak pacaran dan menggunkan hijab
karena Tuhan. Gue Cuma gak mau jadi anak bandel lagi mulai sekarang. O iya
ini...” ucap Dhini seraya memberikan jam weker kepada Rio
“ ini
kan....jam ini...”
“jauh
sebelum surat cinta itu. gue udah tau semuanya dari kak Dessy. Kak Dessy lah
yang mengajari gue mengaji, memaki hijab dan memberikan jam weker ini supaya
gue gak lupa Sholat subuh”
“ tapi
kenapa?” tanya Rio bingung
“itu semua
karena.... karena...gue....” Dhini hendak menjelaskan perasaanya pada Rio tapi
kemudian di urungkannya “ah gue suka sama kak Dessy . i think she is my
inspiration”
“ oh...gue
juga mau kasih lo sesuatu” ucap Rio seraya melepaskan gelang dari tangannya”
ini adalah gelang yang lo kasih ke gue sebagai tanda persahabatan kita. Tapi
jangan salah paham dulu, gue kasih ini ke lo karena gue pengen lo yang kasih
gelang ini ke gue saat kita ketemu nanti” ucap Rio lalu mengembalikkan gelang
itu pada Dhini.
Dhini pun
menerima gelang itu seraya tersenyum tipis
“gue...pergi
dulu ya. Soalnya ada bimbingan buat ikut beasiswa”
“oh oke”
“assalamualaikum
wr.wb”
“walaaikumsalam
wr.wb”
.
.
.
.
Pada akhirnya, akan selalu ada hal
yang tidak bisa diungkapkan dari cinta. Tapi bukan karena cinta itu tidak ada.
Melainkan karena cinta itu nyata. Cinta yang bisa membuat membuatmu bahagia dan
mengingat sang pencipta itu adalah cinta yang nyata. Meskipun tak pernah
terungkap oleh kata cinta itu tetap terjaga diantara keduanya karena Tuhan
telah menyandingkan nama keduanya dalam catatannya bukan hanya menyandingkan
keduanya dalam ikatan semu. Lantas harus kah kita takut kehilangan hanya karena
cinta yang tak terungkap oleh kata?
SELESAI