KAMU YANG KU TUNGGU
Pagi hari disebuah Sekolah Menengah
Kejuruan(SMK) terlihat sekumpulan anak
laki-laki yang sedang duduk-duduk di depan kelas sambil memainkan gitar.
“akhirnya UN selesai juga ya.. aku benar-benar lega
rasanya”ucap Beny dengan senyum sumringan
“selesai sih selesai, tapi ngisinya ngasal atau
enggak? Mentang-mentang hari ini UN
terakhir ,jangan-jangan kamu ngisinya ngasal ya?”ucap Danar menatap curiga pada
Beny
Mendengar ucapan Danar tadi, Beny pun hanya bisa nyengir kuda
“sudahlah, yang penting kan kita sudah memberikan
yang terbaik. Sisanya biar kita serahkan sama Tuhan. Semoga saja kita yang masuk kesekolah ini sama-sama bisa
lulus sama-sama juga dari sekolah ini ”ucap Rio berusaha memberikan semangat
pada teman-temannya
“haha sok bijak kamu yo, dasar RIO TEGUH !!!!” ejek
Beny ketika mendengar ucapan Rio
“kalau kamu sih enak yo, kamu sudah pasti lulus.
Otak kamu kan encer”
“tau!!! Apalagi muka mu itu ganteng. Pasti kamu
lulus deh” tambah Beny
“apaan sih kamu ben? Apa hubungannya muka sama
kelulusan?” tanya Rio heran
“tau nih si Beny suka gak nyambung” ucap Danar
sambil menggeleng, tapi tiba-tiba saja Danar seperti teringat sesuatu “ o, iya
kemarin anak-anak osis ada yg nanya tentang acara perpisahan sekolah. Mereka
sih rencananya mau bikin film dokumenter gitu. Gimana menurut kalian?”
“wah keren tuh!!! Jadi kan kita bisa terkenal
sekalian”ucap Beny yang langsung setuju dengan ide tersebut
“Dasar si Beny udah mau lulus aja masih aja mikirin
terkenal disekolah. Kalau kamu yo setuju atau nggak?”tanya danar pada Rio
yang sedang melamun
“aku sih setuju-setuju saja. Hanya saja aku tidak
terlalu percaya pada anak-anak osis. Kalian masih ingatkan Tentang
acara api unggun tahun kemarin, katanya mau bikin video dokumentasi osis
tau-taunya....” ucapan Rio tiba-tiba terhenti ketika seorang gadis lewat di
hadapannya dan menatapnya dengan tatapan tajam
“eh Rio!! Kamu kenapa? Kok diem sih? Apa kamu takut
sama si Dhini? Apa setelah acara api unggun itu dia mengancammu?” tanya Danar
setelah gadis itu agak jauh dari mereka
“ampun deh Dan... kamu nanya atau apasih kok banyak
banget”
“apaan sih Ben, nggak nanya kamu juga. Eh yo...
jawab kali!!!”
Terlihat Rio diam sejenak seperti sedang berpikir
“tidak! Hanya saja, aku tidak enak pada Dhini”
“udah lah yo gak usah dimakan si Dhini itu” ucap
Beny sambil menepuk pundak Rio
“apaan sih Ben, kok gak nyambung lagi?”ucap Rio
dengan tatapan agak kesal pada Beny
“tau!!! Yang bener tuh udah lah yo gak usah
dipikirin si Dhini itu. Kamu kok malah bilang
makan sih”
“kok aku lagi? Kan tadi Rio bilang dia gak enak sama Dhini. Kalau gak enak kan
berarti hal-hal yang berkaitan dengan makanan kan? Terus kali ini salahku
dimana???” tanya Beny dengan nada kesal pada kedua sahabatnya yang hanya bisa
mematung sambil menggeleng
“kamu emang bener Ben, kamu gak salah”ucap Rio
“iya Ben, yang salah itu kami. Kenapa sih kami mau
temenan sama orang kaya kamu. Yang tiap
bikin kita darah tinggi!!!” ucap Danar kesal
“Ta....”
“STOPPP!!! Jangan jawab, itu bukan pertanyaan. Kepala
sekolah nelpon nih. kalian jangan berisik ya” ucap Rio seraya meraih ponselnya
dan agak menjauh dari teman-temannya supaya tidak berisik. Akhirnya setelah 15 menit
kemudian Rio kembali berkumpul dengan teman-temanya. Tapi kali ini, wajah Rio
agak sedikit berbeda
“kenapa yo? Kepsek bilang apa?”tanya Danar
“ bukan apa-apa. O iya soal video dokumenter itu aku
setuju. Dan aku sendiri yang akan mengambil video itu dari setiap jurusan” ucap
Rio sangat bersemangat.
“sendirian? Apa kamu serius?”tanya Beny
“hmmm...tapi sepertinya aku juga akan membutuhkan
bantuan kalian. Bagaimana? Kalian setuju kan?”tanya Rio dengan nada sedikit
memaksa
“dasar si Rio!! Pake nanya lagi, kita kan sahabat.
Ya pastilah kami akan membantu kamu, ya gak ben?”
“pastinya”
“oke, sip!!! Kalau begitu kita mulai dari besok ya”
***
Mereka bertiga pun mulai mengumpulkan video-video
dari setiap jurusan untuk kemudian dibuat menjadi film dokumenter. Mereka juga
mengumpulkan video tentang kesan dan pesan dari guru-guru tentang kelas 12
tahun ini. Akhirnya setelah 2 minggu
berlalu mereka berhasil mengumpulkan semua video dari setiap jurusan. Akan
tetapi Rio tiba-tiba saja teringat bahwa ada satu video lagi yg belum
diambilnya. Video itu adalah video dari jurusan akuntansi. Jurusan yang selama
ini sering berseteru dengan jurusan Rio.karena itulah Anak-anak jurusan
akuntansi pun sepakat memilih Dhini sebagai perwakilan dari jurusan akuntansi.
Awalnya Dhini setuju dengan amanah yang di berikan oleh teman-temannya kepadanya.
Akan tetapi, ketika ia tau yang akan mengurus pembuatan video itu adalah Rio,
Dhini pun menolak
“Din, kamu mau kemana?” tanya Danar pada Dhini yang
hendak pergi
“aku tidak setuju dengan ide pembuatan video ini”
“tapi kenapa?” ucap Beny menambahkan
“pokoknya aku tidak setuju” ucap Dhini bersikeras
Mendengar ucapan Dhini, Rio pun mendekat kearah
Dhini. Dan sekarang Rio sudah berada di hadapannya
“coba kasih kita alasan yang lebih spesifik?”ucap
Rio pada Dhini dengan tatapan dingin
Melihat tatapan Rio, Dhini kelihatan agak kesal
“kamu serius ingin tau apa alasan ku menolak ide
ini? Kau tau, menurutku ide ini sangat konyol!! Menurutmu apa gunanya video
yang sudah kamu kumpulkan setiap hari untuk acara perpisahan sekolah? Video ini
benar-benar tidak berguna!!!!” ucap Dhini kesal
“tidak berguna? Kalau kamu menganggap video ini
tidak berguna, dengan kata lain, kamu juga menganggap bahwa sekolah ini tidak
berguna. Dan waktu yang kamu habiskan selama juga tidak berguna”
“KAU!!!!!”
“kenapa ? aku benar kan?”
Dhini pun terdiam sejenak, lalu hendak meninggalkan
ruangan itu
“kenapa pergi? Apa kamu takut ketahuan kalau kamu
bohong? Aku tau, alasan yang kamu utarakan tadi adalah bohong. Alasan kamu
menolak ide ini yang sebenarnya adalah
karena... karena aku kan?”
Mendengar desakan Rio, Dhini hanya terus terdiam.
Sejenak memori lama dalam pikiran Dhini kembali terputar
FLASHBACK ON:
Hari itu adalah hari terakhir MOS siswa baru.
Terlihat semua siswa baru yang mulai saling berbaur pun sangat ramai di kantin
karena mereka lelah setelah mengikuti MOS. Begitu pula dengan Rio, Danar, dan
Beny yang sedang duduk dikursi kantin bagian tengah. Akan tetapi, ketika mereka
sedang sibuk berbincang tiba-tiba saja seorang gadis datang sambil menyodorkan
bunga mawar kearah Rio
“Rio, would be my boyfriend?” ucap gadis itu dengan
wajah tertunduk
Melihat hal itu otomatis semua siswa yang ada di
kantin pun tertawa begitu pun dengan Beny dan Danar. Akan tetapi Rio hanya
terus diam dengan wajah yang sangat serius
“apa? Tapi kenapa Din?” tanya Rio pada Dhini
“karena aku menyukaimu”
Mendengar ucapan Dhini, Rio hanya diam dan terus
menatap wajah Dhini
“maaf ya Din, aku harus pulang sekarang. Ibuku sudah
menungguku dari tadi” ucap Rio seraya mengambil tasnya lalu pergi tanpa
menjawab pertanyaan Dhini
Melihat reaksi Rio, tawa di dalam kantin pun semakin
pecah. Sedangkan Dhini hanya bisa tertunduk malu
“hahaha lucu sekali dia, kalau aku jadi dia aku akan
pindah sekolah hari ini juga” ucap gadis-gadis di meja bagian pojok
Dhini pun kemudian membuang bunga itu dan segera
pulang tanpa mendongkak wajahnya. Sejak saat itulah setiap bertemu Rio, Dhini
pun selalu menghindar
FLASHBACK OFF
“tidak!!! Kamu salah !!! aku memang benar-benar
menganggap ide ini sebagai ide yang konyol. Hal ini sama sekali tidak ada
kaitannya denganmu” jawab Dhini kali ini dengan emosi yang lebih terkendali.
“Baiklah, kalau memang semua ini tidak ada kaitannya
dengan Rio. Kamu harus mau mengikuti ide ini” ucap danar pada Dhini
“Danar benar, kalau kamu takut berarti kamu masih
menyukai Rio. Bagaimana? Apa kamu berani?” tambah Beny
“oke, aku setuju” ucap Dhini menyerah
“nah gitu kek dari tadi”ucap Beny segera
mengambilkan kursi untuk Dhini
“senyum dikit dong! Kamu itu udah jelek kalau
cemberut nanti tambah jelek” ucap Rio sambil mengarahkan kamera nya dan hendak mengambil
gambar
“iya... iya... mentang-mentang kamu ini ganteng dan
sering dipuja-puja sama cewek-cewek disekolah. Kamu jadi seenaknya mengatakan
kalau aku ini jelek” ucap Dhini dengan nada sedikit kesal
“dasar sensian !!!” ucap Rio memakyunkan bibirnya
“terserah aku kali.
Udah deh buruan, aku harus pulang sekarang”
“ iya-iya sabar”
DAN
UNTUK PERTAMA KALINYA SEJAK KEJADIAN TIGA TAHUN YANG LALU, AKU BERBICARA
PADANYA, AKU MELIHAT SENYUMANNYA, AKU MENDENGAR TAWANYA. AKU MERASA SEPERTI
AKAN JATUH CINTA LAGI PADANYA, AKAN TETAPI AKU KEMUDIAN SADAR JIKA DIA... DIA
BUKAN SESEORANG YANG KU TUNGGU
***
3 minggu
berlalu, dan hari ini adalah acara kelulusan siswa kelas 12. Terlihat pagi-pagi
sekali Dhini sudah bangun dan mengenakan kebaya yang sudah di siapkannya khusus
untuk acara kelulusan hari itu. Ketika sedang sibuk bersiap tiba-tiba saja
ponsel Dhini berdering. Ada sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal yang
meminta Dhini untuk menengok kearah jendela. Dhini lalu segera menengok kearah
jendela. Betapa terkejutnya Dhini ketika melihat seorang lelaki dengan
menggunakan jas hitam dan kemeja biru yang berada di luar rumahnya. Yang
ternyata adalah Rio
“dia? Kenapa dia kesini pagi-pagi sekali”ucap Dhini pelan
lalu terdiam sejenak dengan perasaan yang sangat gugup. Dan tiba-tiba saja ponsel
Dhini kembali berdering. Ternyata kali ini Rio langsung menelponnya, akhirnya
dengan sedikit ragu. Dhini pun menerima telpon dari Rio
“halo”jawab Dhini gugup
“halo assalamualaikum, lama banget sih nerima
telponya”
“iya maaf-maaf. Memangnya ada apa?”
“keluar rumah sekarang! Aku ada di depan rumahmu”
“hah? Mau ngapain?”
“udah, buruan keluar”
“aku gak mau. Aku sibuk(hendak menutup ponselnya)”
“ehhhh, tunggu-tunggu. Ya udah kalau gak mau turun
gak apa-apa. Aku taruh didepan rumah kamu ya”
“hah? Apaan?”
“ya udah. kalau penasaran liat keluar dong sekarang”
“aku bilang enggak ya enggak” lalu menutup telponnya
dan meleparkan hpnya ke tempat tidurnya
“dia itu maunya apa sih? Dasar menyebalkan !!!”
Dhini kembali menatap kearah jendela. Kali ini Rio
tidak kelihatan ada di luar lagi. Sepertinya dia sudah pergi sekarang. Dhini
pun lalu segera menuju kearah pintu depan. Dan ketika ia membuka pintu.
Tiba-tiba....
“KAU!!!”
“apa?”
“kenapa kau masih disini?”
“aku ingin bicara sesuatu”
“aku mohon yo, berhentilah memaksa ku. Kau tau? Aku
itu sangat membencimu”
“membenciku? Tapi kenapa?”
“kau tau ? sejak kejadian itu aku membencimu. Aku
sangat benci padamu sejak saat itu. Karena kau! masa Sekolah ku habis hanya
untuk di kaitkan denganmu. Mulai dari penutupan MOS, acara api unggun tahunan
Bahkan, di hari yang paling membahagiakan ini pun aku masih harus dikaitkan
denganmu. Jujur, aku muak Rio. Aku muak !!!”
“benarkah kau sebenci itu padaku?”
“aku serius Rio. Aku bahkan tidak pernah seserius
ini dalam hidupku. Aku benar-benar membencimu. Jadi ku mohon, pergilah dari
hidupku mulai sekarang”
Mendengar ucapan Dhini, Rio hanya mematung. Rio
terdiam untuk beberapa menit akan tetapi ia lalu tersenyum ke arah Dhini.
“tenanglah, doa mu akan segera terkabul sekarang.
Aku memang akan pergi dari hidupmu. Aku kesini hanya ingin memberikan ini. Ini
adalah rekaman video kemarin”
Dhini tak berkata apapun. Ia hanya segera mengambil
pemberian Rio. Setelah itu, Rio pun langsung pergi dari hadapan Dhini.
“ o iya, Assalamualaikum” sedikit menoleh kearah
Dhini lalu pergi
“waalaikumsalam”jawab Dhini pelan
***
Acara perpisahan di sekolah berlangsung dengan
sangat meriah. Akan tetapi, Dhini malah hanya terus melamun. Sampai akhirnya
film dokumenter yang dibuat oleh Rio di putarkan. Sejenak suasana hening, semua
siswa tiba-tiba saja larut didalam suasana-suasana sekolah yang mulai mereka
rindukan. Tiba- tiba saja Dhini kembali mengingat kata-katanya pada Rio tadi
pagi
“Karena
kau masa SMA ku habis hanya untuk di kaitkan denganmu.”
Dhini kemudian kembali fokus pada film dokumenter
yang ada di hadapannya. Dan tiba-tiba saja dibagian akhir film, sebuah video
dari Rio muncul
“hai semua...
Perkenalkan nama saya Rio Teguh dan Kebetulan yang
mengumpulkan video-video yang sekarang kalian tonton sebagai film dokumenter
ini adalah saya yang juga pastinya dibantu oleh kedua sahabat saya tercintah
yaitu Danar dan Beny. Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih pada
semua siswa kelas 12 yang sudah meluangkan waktunya untuk saya wawancarai.
Jujur, saya sangat senang karena banyak di antara kalian yang sangat apresiasi
atas ide yang saya dan anak-anak osis ini
buat untuk acara perpisahan sekolah kita. Yah walaupun ada juga sih yang
dimintain buat wawancaranya itu susahnya pake bangetttttt, tapi.... kalian gak
usah resah atau pun galauuuuu apalagi merana Hehehe karena apa? Kan ada ini
nih( nunjuk diri sendiri). Bukannya mau sombong atau gimana. tapi harus kalian
akui dong karena didukung oleh muka yang layak jual ini saya akhirnya bisa
menyelesaikan film ini. hmmm.... Memang susahnya kalau sudah ditakdirkan
ganteng dari sananya. Yah , mau gimana lagi terima aja deh... betul tidak
teman-teman?hehehe oke-oke udah cukup boongnya, nanti dosa saya makin numpuk.
Dan Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan
semangat untuk kita semua, karena kita
sebagai generasi muda yang dimana nasib negara kita adalah tanggung jawab kita.
Tentunya kita harus berjuang dengan sangat keras. Oke saya rasa sudah cukup
bicaranya. Dan untuk video yang terakhir ini , saya persembahkan khusus untuk
seseorang yang setiap harinya membuat saya semangat kesekolah.. cielah jadi
malu nih... oke deh langsung aja check this out !!! “
(sebuah video kemudian diputar dengan backsound lagu
Afgan feat Rosa “kamu yang ku tunggu”)
Melihat video itu, Dhini sangat terkejut. Semua
foto-foto yang ada di dalam video itu adalah foto-foto Dhini mulai dari mereka
mos sampai dengan foto-foto ketika Rio meminta Dhini untuk wawancara. Sejenak
Dhini terdiam, Dhini sangat bingung kenapa Rio bisa memiliki banyak sekali
fotonya.
“apa maksud Rio sebenarnya? Kenapa dia memiliki
banyak sekali foto-foto ku?” gumam Dhini
Tiba-tiba saja Beny dan Danar datang. Mereka pun
langsung duduk di sebelah Dhini
“kau tau? Rio sangat menyukaimu, bahkan sebelum kau
menyatakan perasaanmu padanya dulu”ucap Beny pada Dhini
“jangan bercanda ben. Rio sama sekali tidak
menyukaiku, buktinya dulu dia menolakku dan membuatku malu di depan orang
banyak”
“lalu, kenapa dia memiliki banyak sekali foto-fotomu
dan mengatakan bahwa orang yang di dalam foto itu adalah penyemangatnya
kesekolah?” ucap danar pada dhini
“mungkin.....”
“mungkin apa din? Hari ini Rio akan berangkat ke
Jerman untuk melanjutkan sekolahnya di sana. Kepala sekolah yang memberitahu
kami kemarin”ucap Danar memotong ucapan Dhini
“apa?? apa kau serius?”
“tentu saja. Menurutmu, apakah Rio adalah tipikal
orang yang mau membuat video seperti ini jika seseorang yang akan
ditinggalkannya tidak sangat berarti? Menurutku tidak din. Dan kau tau itu?”
tambah Beny
Dhini terdiam sejenak. Kini ia tau perasaan Rio yang
sebenarnya
“pesawat yang di tumpangi Rio berangkat pukul berapa
Ben?”
“30 menit lagi Din”
“oke... Thanks ya” ucap Dhini lalu segera pergi
“semoga sukse Din” ucap Beny dan Danar bersamaan
Dhini lalu mengambil
tas nya dan segera menuju ke bandara. akhirnya setelah 10 menit,Dhini pun tiba
di bandara. bandara itu sangat ramai. Sangat sulit untuk menemukan Rio disana.
Setelah 10 menit mencari, Dhini pun menyerah. Dia hanya bisa pasrah saat itu.
Tapi ketika Dhini hampir menangis, seseorang tiba-tiba menghampirinya dan memberikan
saputangan pada Dhini.
“Rio”
“jangan menangis ! kau itu sudah jelek. Nanti tambah
jelek”
“kamu ini benar-benar menyebalkan. Kenapa kamu
berbohong pada ku?”
“aku Berbohong? Tentang apa?”
“kau menyukaiku kan? Lalu kenapa kau dulu menolak
ku? Kau tau, karena hal itu aku sangat membencimu”
“aku memang menyukaimu. Tapi aku terlalu takut untuk
jatuh cinta. Aku tau aku belum bisa mencintai Tuhan dengan hati yang begitu
luas. Aku hanya takut jika aku mencintaimu aku akan lalai dalam mencintai Tuhan.
Lagi pun aku malu din, aku ini siapa? Aku belum pantas untuk mencintaimu saat
ini. Tapi aku janji, jika suatu saat nanti ketika aku telah membahagiakan kedua
orang tua ku aku akan memantaskan diriku sebagai orang yang kau tunggu”
Mendengar ucapan Rio, Dhini benar-benar sangat
terkejut. Alasan Rio benar-benar membuat hati Dhini bergetar. Dhini pun hanya
bisa diam, sedangkan Rio hanya terus menatap Dhini. Rio lalu memberikan sebuah
kotak berukuran sedang dengan kertas kado berwarna biru muda
“pakailah dan teruslah percaya, jika kita adalah
takdir. Tuhan akan selalu memiliki cara untuk mempertemukan kita kembali”
“tanpa ikatan?”
“aku tidak ingin ikatan yang membawa murka dan zina
pada hati kita. percayalah Dhini, jika kau meminta Tuhan akan menjaga hati
hambanya. Aku sudah telat nih, assalamualaikum” hendak pergi tapi Dhini
menahannya
“tunggu !!! tapi ini apa?”
“lihatlah”
Dhini lalu membuka kotak itu, terlihat sebuah jilbab
berwarna biru muda didalam kotak itu. Sejenak Dhini tersenyum
“jilbab?”
“mudah-mudahan kau menyukainya. Maaf aku hanya bisa
memberikan itu padamu”
“tapi yo. Aku
mungkin belum siap untuk memakai jilbab”
“menurutmu jika kamu belum siap untuk memakai jilbab
aku akan memberimu jilbab itu? Percayalah Din, jangan menunggu untuk berhijab.
Cukup cinta yang membuat kita untuk menunggu. Aku percaya pada mu din, jadi kau
juga harus percaya pada dirimu sendiri”
“tapi ...”
“percayalah...aku pamit din, Assalamualaikum” Rio
lalu pergi meninggalkan Dhini dan keraguannya
“waalaikumsalam”
Sejenak Rio tersenyum ke arah Dhini. Semua keraguan
yang semulanya ia rasakan kini telah hilang tanpa alasan. Rio kini sangat yakin
untuk melanjutkan sekolahnya ke jerman dan meninggalkan perasaannya pada Dhini.
Tiba-tiba saja Rio sadar akan satu
hal, bahwa cinta sejati tak kan mati
karena jarak yang jauh, cinta sejati takkan mati karena waktu. Cinta sejati itu
akan tetap utuh pada hati yang mencintai dengan sewajarnya.
Seberapa pun lamanya waktu ini pergi
Sebuah Hati akan tetap menanti
Menantikan sebuah cinta yang suci
Sebuah cinta yang kan terukir abadi
Sebuah cinta yang takkan pernah mati
Sebuah cinta dengan ketulusan hati
Cinta yang dengan tulus dihadirkan oleh Tuhan
Cinta yang dengan tulus mendoakan tanpa bosan
Cinta yang dengan tulus ku tinggalkan pada seseorang
Ya...
Padanya lah ku tinggalkan cinta itu
Padanyalah ku hentikan pandanganku
Dan padanyalah hatiku telah berlabuh
Karena dia...
dia adalah seseorang yang ku tunggu..
SELESAI