Minggu, 09 Oktober 2016

hello everyone.... lama nih saya gak bikin postingan di blog saya ini... dan kayaknya nih blog udah berdebu banget ya wkwk. by the way seperti biasanya saya akan posting cerpen yang saya bikin sendiri... cerpen ini sebenarnya ringkasan cerita dari cerita wattpad saya yang berjudul sama yaitu LOVE YOU ENEMY. Tapi kalo yang di wattpad certita belum selesai. Oke langsung aja happy reading guys :)



LOVE YOU ENEMY (FULL  STORY)



Matahari mulai menampakkan cahayanya, menyinari setiap sudut sekolah. Memaksa bangun jiwa muda-mudi yang masih terlena akan mimpi-mimpinya. Namun di pagi yang masih senyap itu seorang siswi tampak sedang menggerutu di depan papan pengumuman sambil menunjuk-nunjuk tulisan LINDA LIHAR DHINI 12-1 PERINGKAT 2

“APA???? peringkat 2?? Lagi??? “ teriak Dhini kesal tepat di depan papan pengumuman” dan peringkat satunya......” ucap Dhini seraya menunjuk nama diatasnya” RIO YUDHA 12-7
PERINGKAT 1 hoho jadi anak baru itu peringkat satu lagi ya... arghhh menyebalkan... baru masuk aja udah bikin peringkat gue turun. awas aja kalo ketemu. Gue bikin tempe bacem entar!!!” gerutu Dhini sambil meremas-remas tangannya dengan kesal

Namun ketika ia hendak pergi meninggalkan papan pengumuman itu dan menuju ke kelas tiba-tiba saja....

“DORR!!!”

*krik-krik*
.
.
.
.
.
“apa-apaan sih lo?” tatap Dhini bingung pada gadis yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya

“arghh lo gak asik din.. masa lo gak kaget sih” ucap gadis tadi ngambek sambil memoyongkan bibirnya

“hoho jadi lo lagi ngagetin gue ya wkwk... maaf gue gak fokus. Abisnya gue lagi bete nih sama si anak baru itu”

“siapa? Rio? Yang pinter itu? dan... ganteng?”

“semangat amat lo. Dia emang pinter sih tapi kalo soal ganteng gue gak tau!! Liat mukanya aja gak pernah”

“hellawwww lo gak pernah liat Rio?? Lo gila ya? Dia itu terkenal banget lagi. Satu sekolah bahkan kenal dia. Lo mah gak update orangnya”

“apaan tuh? Memangnya dia siapa? Presiden Republik Indonesia? Sampai gue harus kenal sama dia. Udahlah vi terserah lo. Gue mau ke kelas bete gue disini” ucap Dhini hendak berlalu tapi tiba-tiba saja gadis tadi menarik tangan Dhini

“apaan lagi sih Silvi?” teriak Dhini kesal sambil menepis tangan silvi

“itu...” ucap silvi sambil menunjuk seorang anak laki-laki dengan jaket hitam yang sedang di kerumuni oleh para gadis di dekat papan pengumuman” dia Rio... ganteng kan?”

Dhini kemudian menatap Rio dengan sangat tajam agar ia bisa melihat wajahnya dengan jelas namun sayang karena kerumunan gadis-gadis tadi Dhini tidak bisa melihat wajah Rio dengan jelas

“njirrr sok ngartis banget tuh orang. Bikin gue males aja” ucap Dhini seraya berlalu menuju ke kelas

Namun dari kejauhan tanpa Dhini sadari Rio tampak menatap dirinya, Rio lalu mengeluarkan secarik foto dari saku celananya. Melihat foto itu Rio hanya tampak tersenyum sejenak

***

Hari itu jam pelajaran setelah istirahat makan siang kembali dimulai. seorang guru baru pun tampak masuk dengan tiba-tiba ke kelas 12-1 namun baru beberapa saat masuk kedalam kelas tiba-tiba saja terdengar suara vas bunga yang dipecahkan di dalam kelas tersebut sontak para siswa yang tengah tertidur di dalam kelas terbangun karena terkejut mendengar vas bunga yang jatuh

“bagaimana? Apa sudah bangun semua?” ucap sang guru ketika semua siswa bangun dan tampak sangat bingung melihat kehadirannya “ baiklah perkenalkan nama saya Ema Lusita. Saya adalah Guru bahasa indonesia kalian yang baru”

“salam kenal bu guru” ucap semua siswa sambil tersenyum ramah

“salam kenal dan ya..... maaf karena sudah memecahkan vas bunga kelas kalian”

Mendengar ucapan bu ema semua siswa diam dengan wajah yang cukup tegang. Tapi tidak dengan Dhini ia malah maju kedepan dan membersihkan pecahan beling dari vas bunga itu. setelah selesai membereskan pecahan beling itu, Dhini lalu menghampiri bu ema

“kami minta maaf bu. Hari ini adalah hari pertama ibu tapi kami malah merusaknya dengan tertidur di dalam kelas. Maafkan kami”

“kau? Siapa namamu?”

“Linda Lihar Dhini”

“baiklah. Silahkan kembali ketempat dudukmu dan kalian semua buka halaman....”

Namun saat Bu ema hendak memulai pelajarannya tiba-tiba saja terdengar suara musik yang sangat keras dari kelas 12-7

“suara apa itu?” tanya bu ema

“mungkin dari kelas 12-7 bu” jawab silvi

“12-7?”

“yappp!! Si kelas pembuat onar itu bu”

“benarkah? Kalau begitu kamu! Tolong panggilkan si pembuat onar itu ya” perintah Bu ema pada Dhini

“apa bu? Saya? Tapi kenapa saya?” tanya Dhini bingung

“ ya iyalah kamu. Masa kamu mau nyuruh saya sih? Kan gak lucu”

“hufttt oke bu. Ayo sil kita panggil si pembuat donat itu!!” ucap Dhini dengan semangat membara

“eh... bukan donat din. Tapi onar”

“njirrrr belum apa-apa aja gue udah salah. Menyebalkan!!!”

Dhini dan silvi lalu segera menuju ke kelas 12-7. Namun saat mereka sampai di depan kelas 12-7 mereka tampak sangat terkejut melihat pemandangan kelas 12-7 yg tampak seperti kapal pecah

“sil ini masih di sekolah kan? Ini bukan rumah kosong depan sekolah kita kan?” tanya Dhini pada silvi

“ka...kayaknya sih iya din” jawab silvi agak ragu

“hufttt ayo mulai” ucap Dhini sambil menarik nafasnya” ketua kelas 12-7 di panggil bu ema ke kelas 12-1” teriak Dhini di depan papan tulis kelas 12-7 namun tidak ada yang mengindahkan Dhini mereka semua sibuk menari-menari dengan suara musik yg sangat keras. Melihat hal itu, Dhini tampak sangat kesal dan hendak mematikan musik di kelas itu. tapi seseorang tiba-tiba saja menahan tangannya

“LO!!!” ucap Dhini kesal sambil menepis tangan orang itu” hoho jadi lo kan yang bikin donat!!! Eh maksud gue onar!!” ucap Dhini seraya mengacungkan telunjuknya ke arah orang itu

“lo gila ya?” ucap orang itu pada Dhini dengan tatapan bingung

“WHATSSS??? BERANINYA LO BILANG GUE GILA!!! Mulut lo perlu gue hajar ya” ucap Dhini menampar orang itu tapi di tahan oleh seseorang

“sabar Din biar gue jelasin. Ini semua bukan kesalahan Rio”

“Rio? Hoho jadi dia si rangking satu itu? dengar ya danar!! Gue gak perlu penjelasan lagi sekarang ! lo tau gak? Bu ema sampai marah besar di kelas gue gara-gara nih anak. Tanyanya aja Dhini kalo gak percaya”

“iya dan. Satu vas udah pecah di kelas kami jangan sampai kursi sama meja juga patah-patah gara bu ema” tambah silvi

“siapa lo bilang?” tanya Rio tampak penasaran ketika mendengar nama bu ema

“bu ema lusita, beliau adalah guru bahasa indonesia kita yang baru” jelas Silvi

Mendengar ucapan silvi, Rio tampak hanya diam dan melamun. Sedangkan Danar terus menjelaskan bahwa semua ini bukanlah kesalahan Rio tapi ini adalah perintah dari guru matematika mereka sebagai hukuman karena mereka ketahuan menari-nari di kelas saat guru matematika sedang meninggalkan tugas dikelas

“kalo dengan menghukum gue kalian bisa puas. Ayo kita ketemu wanita itu” ucap Rio tiba-tiba yang membuat Dhini, Danar dan Silvi bungkam

“tapi yo...”

“ayo. Bawa gue kewanita itu” ucap Rio seraya menyodorkan tangannya pada Dhini
Dhini tampak bingung, namun dia kemudian tersenyum menang “ gue pastiin bu ema bakalan menghukum lo dengan berat” batin Dhini

“ngapain lo senyum-senyum! Naksir gue ya lo” ucap Rio saat Dhini terus tersenyum menatapnya

“ njirr gue masih waras kali. Jadi gak mungkin gue suka sama lo!!”

***

Suara bel akhir pulang sekolah pun tampak berbunyi nyaring ketika jam sekolah sudah menunjukkan pukul 14.00. tanpa ba bi bu semua siswa segera keluar sekolah dengan penuh semangatnya. Tapi saat itu, ada juga beberapa siswa yang masih santai berada di lapangan basket sekolah sambil menyeruput es limun dengan segarnya

“lo tadi gimana yo?” tanya Danar pada Rio yang masih sibuk menyeruput es limunnya

“biasalah emak-emak!! Abis dia marahin gue dia malah nelpon abah gue dan ngancem gue buat balik ke singapore” jawab Rio santai

“jadi gimana? Lo gak bakalan pulangkan yo?” tanya naufal pada Rio dengan was-was

“ya kagaklah. Jujur walaupun abah Cuma kakaknya papa gue. Gue lebih milih tinggal sama abah dari pada papa dan mama”

“jadi benerannya bu ema itu emak lo?” tanya Naufal lagi

“banyak nanya lo. Udah ah gue mau balik” ucap Rio tampak kesal lalu segera meraih tasnya dan pergi

Ditempat berbeda dalam waktu yang sama, seorang gadis tampak sedang memberontak ketika beberapa gadis lainnya sedang mencoret-coret wajahnya dengan menggunakan spidol. Gadis itu terus melawan , namun apalah daya 3 lawan 1 tidak akan pernah berhasil walau sekuat apa pun gadis itu

“ini balasan yang tepat untuk cewek caper kayak lo” ucap gadis yang paling berkuasa di geng itu yang tidak lain adalah Erika” gue peringatin sekali lagi ya sama lo! Jangan pernah dekatin cowok gue Rio”

“hahaha Rio? Jadi cowok sok kegantengan itu pacar lo! Sorry ya dia bukan tipe gue”

“apa lo bilang? berani-berani ya lo bilang gitu tentang Rio. Lo ini memang perlu dihajar ya” ucap Erika hendak menampar wajah Dhini namun tiba-tiba saja seseorang menahannya

“lo gila ya? Ini muka anak orang bukan papan tulis kenapa lo coret-coret sih?” ucap orang itu marah pada perbuatan Erika dan teman-temannya

“ta..tapi yo”

“udahlah! Kalo sekali lagi gue liat lo nyakitin anak orang gara-gara gue. Gue gak akan lagi mau berteman sama lo lagi. Ngerti!!!”

“tapi yo....”

Rio pun segera berlalu bersama dengan Dhini meninggalkan Erika yang tampak sangat kecewa dengan sikap Rio. Rio lalu membawa Dhini kerumahnya karena kebetulan anaknya abah ada yang dokter jadi Rio memutuskan membawa Dhini kerumahnya agar ia bisa dirawat oleh anak abah

“gimana kak keadaanya?” tanya Rio pada kak Dessy

“dia baik-baik saja. hanya saja sepertinya dia mengalami trauma dan kesepian. Dia juga sering sekali pingsang”

“kakak tau dari mana?”

“lihat ini! Sikutnya sering terluka “ ucap kak Dessy seraya menunjukkan plester-pleter yang ada di kedua sikutnya

“oh gitu ya” ucap Rio santai tapi ia tampak sedang berfikir” kak tolong jaga dia ya. Rio mau ngaji dulu sama abah”

“oke “

Malam itu, sepulang mengaji dari mushola Rio segera menengok keadaan Dhini. Namun saat ia tiba disana Rio sangat terkejut karena Dhini tidak ada dikamar. Rio pun segera mencari Dhini dan akhirnya Rio menemukan Dhini di teras atas rumahnya. Dhini tampak sedang melamun dan memikirkan sesuatu

“gue pikir lo kabur” ucap Rio yang tiba-tiba duduk di sebelah Dhini

“ya enggaklah. Gue takut gelap dan kalo berada dalam gelap gue bakalan sesak nafas terus pingsan. Jadi sebenci apa pun gue sama lo gue gak bakalan ngelakuin hal segila itu”

“yah... oke setidaknya hal itu bikin gue lega. By the way, kenapa lo benci sama gue? “

“hah? Emmm kenapa ya? Ahhh karena lo udah ambil peringkat gue” ucap Dhini makyun

“apa? jadi? Cuma karena itu? ya ampun gue kira kenapa. Kenapa lo tau takut emak lo marah ya gara-gara peringkat lo turun” ledek Rio pada Dhini namun hal itu malah membuatnya tampak sedih
“lo bener juga? buat apa gue dapet juara toh gue juga gak bisa nunjukin hal itu kesiapa pun” ucap Dhini sedih dengan senyum kecut

“ahhh bukan gitu maksud gue. Kok malah jadi gini sih” ucap Rio bingung seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Rio pun kemudian teringat sesuatu dan segera merogoh kantung bajunya untuk mengambil saputangan untuk Dhini. Tapi kemudian secarik foto jatuh dari kantung Rio

“INI....GUEEE....”ucap Dhini sangat terkejut saat melihat foto yang jatuh dari kantong Rio

“jangan GR!!! Itu bukan lo! Dia Dhina mantan gue” ucap Rio seraya merebut foto itu dari Dhini

“cieee jadi mantan lo mirip gue?? Awas ajanya kalo lo naksir gue ya”

“dihhh tenang aja.gue gak percaya lagi kok sama yang namanya cinta” ucap Rio seraya terus menatap kearah langit

“gue malah percaya banget sama cinta. Sejak papa dan mama pindah ke singapore dan aku tinggal dirumah tante. Tante juga sangat sibuk. Aku terus kesepian hingga akhirnya aku...”

Tiba-tiba saja terdengar suara ponsel yg berdering. Ponsel itu adalah milik Dhini. Dhini pun segera mengangkat ponselnya

“entah mengapa gue merasa Dhini dan gue seperti mengalami takdir yang sama. Apa ini artinya gue akan jatuh hati lagi sama seperti gue jatuh hati pada Dhina. Lagi pun gue jauh lebih beruntung jika di banding dengan Dhini. Gue punya abah dan bahkan mama juga memutuskan untuk pindah ke indonesia. Dhini gue....entah kenapa gue pengen liat lo bahagia. Bukan karena lo mirip sama Dhina. 
Tapi karena lo mirip sama gue. Gue gak mau lo lebih menderita dari gue”

“eh yo ngapain lo ngelamun” ucap Dhini tiba-tiba setelah ia selesai menelpon

“ah nggak. Gue ngantuk mau tidur”

“eh tunggu... gue punya sesuatu buat lo” ucap Dhini seraya melepaskan gelang di tangannya” ini adalah gelang kesayangan gue dan sekarang gue kasih ke elo sebagai tanda persahabatan kita oke!”
Mendengar ucapan Dhini yang sangat tulus Rio pun hanya mengangguk senang. Dhini lalu segera memakaikan gelang itu pada Rio


Pagi pun tiba dengan sangat cepat, bahkan Dhini bangun sangat siang. Ia terpaksa harus mengerjakan semuanya dengan sangat cepat agar ia bisa segera kesekolah. Dan saat Dhini keluar kamar.... BRUGHHH!!!!

“LO!!! Kalo jalan liat-liat dong!! Gak liat apa gue segede gini” teriak Rio pada Dhini yang baru saja menabraknya

Sedangkan Dhini hanya menutup kedua telinga saat mendengar omelan Rio

“lo ini ya! Perasaan kita semalem baru aja baikan kok lo udah ngomel-ngomel aja pagi-pagi gini”

“pagi dari hongkong!! Lo gak inget subuh tadi kak Dessy bangunin lo setengah mampus eh lo nya malah gak respon dan akhirnya malah gak sholat subuh”

“hah serius? kak Dessy bangunin gue?”

“ya iyalah . lo itu ya...”

“udah-udah jangan bertengkar! Nanti kalian terlambat loh” ucap kak Dessy datang seraya membawakan segelas susu untuk Dhini” ini minum dulu”

“terima kasih kak” ucap Dhini lalu segera menenggak susu itu” sudah.... ayo yo kita berangkat nanti telat” ucap Dhini berlalu seraya meninggalkan Rio

“dasar!! Kalo pun telat juga itu semuakan gara-gara dia! Ya sudah kak Rio pergi dulu kak. Assalamualaikum”

“waalaikumsalam”

Rio pun segera keluar rumah dengan berlari karena Dhini yang sudah sangat jauh meninggalkannya. Akhirnya setelah beberapa saat berlari, Rio berhasil menyamai langkah Dhini

“lo sering gak sholat subuh ya?” tanya Rio membuka pembicaraannya dengan Dhini
Dhini pun hanya mengangguk pelan sambil memakyunkan bibirnya. Melihat hal itu Rio pun segera mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Tapi kemudian seseorang datang menghampiri Dhini

“halo” ucap orang itu seraya memberikan sebuket bunga mawar putih pada Dhini

“DANI!!!” ucap Dhini sangat kaget lalu memeluk orang itu” akhirnya kamu pulang!!! Aku kangen banget sama kamu

“iya aku udah lulus S1. Jadi aku memutuskan untuk bekerja di kantor ayah di Indonesia supaya bisa ketemu kamu”

“ya ampun so sweet ya”

“ya udah aku anter ya”

“eh tunggu aku pamit sama temen aku dulu ya” ucap Dhini seraya menghampiri Rio yang tampak masih termenung” yo gue duluan ya, gue mau bareng pacar gue dulu. Bye!!!”

“kok rasanya kaya De Javu ya. Ah sudahlah ngomong apa sih lo yo. Ayo semangat kita ke sekolah” ucap Rio sambil mengukir senyum di wajahnya


“Pagi itu adalah pertemuan terakhir ku dengan Dhini karena kemudian kami sama-sama disibukkan dengan ujian nasional di tambah lagi aku harus mempersiapkan diri untuk beasiswa ku kesingapore. Aku sangat sibuk sampai aku tidak punya waktu lagi bahkan untuk sahabat-sahabatku. Inikah yang dimaksud dengan orang yang selalu ingin menjadi nomor satu akan selalu kesepian? Entahlah aku tidak boleh seperti itu. meskipun tidak ada manusia di sampingku tapi akan selalu ada Tuhan di hatiku... jadi percayalah”

***

Hari itu pun akhirnya tiba. Hari dimana ketika semua siswa kelas 12 harus melepas seragam putih abu-abu mereka dan menggantinya dengan seragam kerja sebagai tanda bahwa suatu hal yang serius baru saja akan dimulai. langkah awal yang bisa jadi paling menentukan kehidupan mereka di masa depan

“hey yo whats up bro?” ucap Benny seraya merangkul Rio yang sedang termenung

“eh elo ben. Nggak gue Cuma lagi mikir aja acara ke lulusan ini kapan selesainya ya? Gue masih harus bimbingan”

“anjirr nih anak. Di acara kelulusan aja masih mikirin bimbingan” ucap Naufal

“tau nih!! Nikmatin ajalah. Lagi pula lo gak usa galau lah Cuma gara-gara Dhini” ucap Danar keceplosan

“apa lo bilang? Ka... kalian ngomong apa ke tuh anak hah?”

“yah gitu deh...” ucap ketiganya saling liat-liatan

“sorry yo... kita ngasih surat lo waktu itu ke Dhini” ucap Danar mengakui kesalahan yang mereka perbuat

“dan Dhini sudah putus dari Dani sekarang” sambung Benny

“apa??? tapi kenapa? Lo semua taukan Dani adalah kebahagian Dhini dan gue... gue bisa ngelupain 
Dhina itu artinya gue juga bisa ngelupain Dhini”

Mendengar penjelasan semua teman-temannya Rio tampak sangat marah. Namun saat itu, Rio tidak bisa marah kepada sahabat-sahabatnya karena ia tau jika sahabat-sahabatnya hanya ingin membantu dirinya

“maaf karena gue udah marah” ucap Rio menyesal” tapi serius!! gue tau Dhini sangat butuh seorang pacar karena dia itu terlalu kesepian dan gue juga tau posisi gue... gue gak bisa jadi seorang pacar buat Dhini karena apa? karena gue tau pacaran itu tidak di perbolehkan dalam agama lagi pula gue bisa di gorok dari abah kalo gue ketahuan pacaran. Itu sebabnya gue gak pernah kasih surat itu ke Dhini”

Mendengar penjelasan dari Rio semuanya tampak sangat menyesal

“maafin kita ya bro” ucap Danar seraya merangkul Rio diikuti oleh Naufal dan Benny

“pengumaman!!! Bagi siswa kelas 12 diharapkan untuk segera berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti acara kelulusan . terima kasih”

“eh ayo kita ke aula sekarang” ajak Benny yang kemudian di setujui oleh ketiga sahabatnya
.
.
.
.

“assalmualaikum wr.wb dan selamat pagi. Pada pagi hari ini saya selaku kepala SMA FIKSI menyatakan dengan sangat bangga bahwa semua siswa kelas 12 SMA FIKSI dinyatakan .... lulus 100%” ucap kepala sekolah dengan sangat bangga

Mendengar ucapan kepala sekolah sontak semua siswa kelas 12 bersorak sorai merayakan kelulusan mereka. Mereka saling berpelukan dan mengucapkan selamat pada teman-teman yang diduduk disebelah mereka. Sesaat euforia kelulusan tampak reda. Kepala sekolah lalu melanjutkan agenda acara kelulusan yang selanjutnya yaitu dengan pembaca siswa dan siswi terbaik sekolah

“baiklah. Selanjutnya saya akan membacakan siapakah yang terpilih sebagai siswa dan siswi lulusan terbaik sekolah tahun ini. Dan siswa terbaik sekolah tahun ini adalah seorang siswa yang berasal dari kelas 12-7. Saya rasa kalian tentu sudah mengenalnya. Saya persilahkan keatas panggung yaitu Rio 
Yudha kelas 12-7 “

Sontak saat nama Rio disebutkan ia langsung naik ke atas panggung dan menyalami kepala sekolah sedangkan teman-temannya tersenyum bangga pada sahabat mereka yang sangat luar biasa itu

“dan siswi terbaik sekolah kita tahun ini.... seperti yang sudah-sudah ia berasal dari kelas unggulan yaitu kelas 12-1. Baiklah saya persilahkan ke atas podium yaitu Linda Lihar Dhini kelas 12-1”

Sontak tepuk tangan kembali bergemuruh dari seluruh siswa. Rio tampak tertunduk dan tidak ingin melihat wajah Dhini. Mungkin Rio malu karena surat cinta darinya akhirnya terbaca oleh Dhini. Namun Rio tampak tertegun ketika seorang gadis berjalan dari arah penonton dengan menggunakan kebaya biru dan juga gadis itu menggunakan hijab yang senada dengan kebayanya. Samar-samar Rio mencoba mengingat-ingat siapa gadis itu. dan kemudian Rio ingat..... ternyata gadis itu adalah Dhini. Rio tampak tertegun sedangkan Dhini tampak tersenyum pada Rio
.
.
.
.

“jadi lo bener-bener putus dari Dani”

“iya”

“karena gue?”

“jangan GR deh lo. Ini karena Tuhan. Gue memutuskan untuk gak pacaran dan menggunkan hijab karena Tuhan. Gue Cuma gak mau jadi anak bandel lagi mulai sekarang. O iya ini...” ucap Dhini seraya memberikan jam weker kepada Rio

“ ini kan....jam ini...”

“jauh sebelum surat cinta itu. gue udah tau semuanya dari kak Dessy. Kak Dessy lah yang mengajari gue mengaji, memaki hijab dan memberikan jam weker ini supaya gue gak lupa Sholat subuh”

“ tapi kenapa?” tanya Rio bingung

“itu semua karena.... karena...gue....” Dhini hendak menjelaskan perasaanya pada Rio tapi kemudian di urungkannya “ah gue suka sama kak Dessy . i think she is my inspiration”

“ oh...gue juga mau kasih lo sesuatu” ucap Rio seraya melepaskan gelang dari tangannya” ini adalah gelang yang lo kasih ke gue sebagai tanda persahabatan kita. Tapi jangan salah paham dulu, gue kasih ini ke lo karena gue pengen lo yang kasih gelang ini ke gue saat kita ketemu nanti” ucap Rio lalu mengembalikkan gelang itu pada Dhini.

Dhini pun menerima gelang itu seraya tersenyum tipis

“gue...pergi dulu ya. Soalnya ada bimbingan buat ikut beasiswa”

“oh oke”

“assalamualaikum wr.wb”

“walaaikumsalam wr.wb”
.
.
.
.

Pada akhirnya, akan selalu ada hal yang tidak bisa diungkapkan dari cinta. Tapi bukan karena cinta itu tidak ada. Melainkan karena cinta itu nyata. Cinta yang bisa membuat membuatmu bahagia dan mengingat sang pencipta itu adalah cinta yang nyata. Meskipun tak pernah terungkap oleh kata cinta itu tetap terjaga diantara keduanya karena Tuhan telah menyandingkan nama keduanya dalam catatannya bukan hanya menyandingkan keduanya dalam ikatan semu. Lantas harus kah kita takut kehilangan hanya karena cinta yang tak terungkap oleh kata?

SELESAI

3 komentar:

  1. tampaknya kami—saya dan yang lain—sangat menginspirasi anda :3

    BalasHapus
  2. good job lah, ditunggu post selanjutnyaaa

    BalasHapus