Minggu, 08 Januari 2017

CERPEN

Assalamualaikum wr.wb
Helloooooooo everyyybadehhhh*njirrr ini kenapa gue alay banget yak >,<* tapi gapapa yang paling penting gue wellcome back dengan cerita Fiksi gue yang baru nih!!! Yah, sebenarnya ini cerpen dadakan sih soalnya gue aja hampir lupa kalau gue sendiri punya Blog wkwk. Gue baru sadar akan blog gue tercinta ini setelah liat-liat instagram temen smp gue wkwk (@danarizer_) jangan lupa di add ya wkwk*sekalian Promosi* well thankyou ya bro karna lo gue inget sama blog gue ini... okeh langsung aja ya guys kita baca cerita fiksi gue yang baru ini.... check this out!!!!!


Cinta Takkan Salah
Ada banyak hal yang tersembunyi di dalam hidup ini, terkadang apa yang tampak pun tidak bisa menggambarkan segalanya karena sebagian dari kita sering memaksa logika dan perasaan untuk berjalan ber-iringan sedang logika dan perasaaan adalah hubungan yang paling mustahil terjadi terutama di dalam kehidupan para remaja yang belum bisa mengenali perasaannya dengan baik. mungkin itu yang pernah aku alami saat  8 tahun yang lalu. aku pernah berfikir jika cinta saja cukup untuk membuat hidup ini terasa sangat indah dan sempurna tapi nyatanya itu bukan cinta. Itu hanya perasaan egois dan perasaan ingin memiliki seseorang saja, yah kupikir itu cinta. Ternyata aku salah. Aku tidak pernah sadar jika aku salah. Sampai Tuhan men-dewasakan ku tentang hidup dan memberikan ku kesempatan untuk memahaminya
.
.
.
.
Mentari kembali menampakkan sinarnya, masuk melalui celah-celah ruang baca yang tengah ku bersihkan dengan teliti. Aku sangat sibuk membersihkan buku-buku ku sampai-sampai aku tidak sadar jika dari tadi abah memanggilku. Aku lalu segera menghampiri abah di ruang makan. “iya abah ada apa?”tanyaku pada abah langsung
“dia mau bertemu denganmu nanti sore di taman di dekat masjid”
“aku gak mau ah bah. Aku kan sudah bilang aku tidak mau menikah dengan dia!! Dia tidak menyukaiku!!”
“dari mana kamu tau?”
“ah abah!! Aku tau semuanya kok”ucapku kesal lalu aku segera kembali keruang bacaku. Aku sangat marah. Dan tanpa sengaja aku menabrak sebuah kotak di dekat meja biasa aku menyelesaikan pekerjaanku
BRAKK!!! Sebuah buku muncul dari kotak itu
“ini apa?”ucapku seraya memungut buku itu dan membersihkannya dengan menggunakan Tissue yang ada di meja di dekat ku”hmm ini bukan buku. Ini album foto”ucapku lagi lalu segera membuka lembaran album foto itu
Aku tersenyum rindu menatap album itu. itu adalah album saat kami SMA 8 tahun yang lalu.... saat itu aku belajar banyak hal....
Flashback On:
“eh lo ngapain sih belajar mulu? Gak bosen apa?”tanya seorang gadis pada sahabatnya yang tampak sedang sibuk membaca buku sejarah di halaman belakang sekolah
“nggak kok! Gue malah seneng banget! baca buku kan buku jembatan ilmu”
“ya ampun ci!!! Omongan lo udah kayak poster-poster di perpustakaan tau gak!! Buku adalah jembatan ilmu!”
“lah emang benerkan! Itu tuh fakta ga! makanya banyak-banyak baca buku kayak gue biar otak lo lebih terbuka!”
“iya-iya gue bakal baca buku!!! Tapi.....”
“tapi apa...”tanyaku pada Ega yang tampak mencoba menggoda ku
“nanti...kalo lo udah punya pacar!!!”jawabnya seraya tertawa keras tepat di hadapan wajahku. Sedangkan aku hanya menatapnya dengan tatapan ingin membunuh
“kalo itu mah sampe nilai sejarah lo dapet 100 juga gue gak bakal pacaran... lo mau liat gue di usir sama abah apa?”
“sial lo!! Entar ya gue buktiin kalo nilai sejarah gue bisa 100 kayak lo!!! Tapi seriusan deh!! Emangnya lo gak suka sama siapa gitu disekolah ini!!”
Mendengar ucapan Ega, aku tampak berfikir keras. Namun kemudian aku tersadar dari pemikiranku.  Aku tersenyum kecil yang kemudian membuat ega terlihat sangat penasaran.
“hah?? Ada ya? Seriusan? Siapa ci?”tanya ega seraya berteriak-teriak dan mengguncang-guncang tubuhku
“rahasia dong”ucapku lalu bangkit dari bangku di halaman belakang sekolah seraya hendak berlari untuk menghidari Ega. Namun baru saja langkahku dimulai seseorang tiba-tiba saja bertabrakkan denganku
“maaf-maaf”ucapnya seraya menatapku yang jatuh
Ia hanya terus menatapku demikian juga dengan aku. Dia sama sekali tidak membantuku bangun seperti yang sering terjadi di drama-drama televisi. Aku tampak bingung dan agak sedikit kesal karena setelah ega datang dan membantuku dia malah nyelonong tanpa basa-basi lagi.
“lo gak apa-apa kan ci?”tanya ega seraya membersihkan pakaianku
“dia siapa?”tanyaku pada ega sambil terus menatap punggung pemuda itu
“dia Putra ci. Dia itu agak mirip kayak lo tuh!! Sama menganggap cinta itu salah”
“apa? putra?”responku kaget kemudian aku tampak tersenyum
“kenapa lo? Naksir ya?” ucap Ega pada ku dengan nada menggoda
“njirr sembarangan! Emangnya gue elo liat cowok bening dikit langsung nengok! Kayaknya gue pernah liat dia deh sama abah gue”ucapku seraya berlalu meninggalkan ega yang tampak bersiap untuk memarahiku
“wah sial si cici! Eh ci tunggu!! Gue kenal tuh kalimat! Lo nyontek lirik lagu kan” Ega lalu berlari mengejarku dengan penuh emosi, sedangkan aku hanya terus berlari sambil mengolok-oloknya
***

Sedangkan disisi lain dari arah kantin, tampak beberapa siswa anggota tim basket yang tengah beristirahat setelah menyelesaikan latihan mingguan mereka. Tampak seorang siswa dari anggota tim basket tengah merogoh-rogoh tas miliknya untuk mengambil 3 lembar uang 100 ribuan lalu memberikannya pada seorang pemuda yang menggunakan bet “kapten” di lengan kanannya
“hebat lo fal Bisa bikin mantan gue jatuh cinta sama lo dan ninggalin dia sampe dia nangis-nangis gitu”ucap si pemuda yang memberi uang tadi. Namanya adalah Regen
“iyalah! Naufal gitu! Asal lo pada tau ya, belum ada satu orang cewek pun yang pernah nolak gue” ucap Naufal bangga seraya terus menyeruput es jeruk miliknya
“uh sombong amat lo fal. O iya lo liat kan cewek yang pake hijab yang lagi main kejar-kejaran itu” ucap regen seraya menunjuk Cici dan Ega yang tampak sedang bermain kejar-kejaran di lapangan
“oh iya-iya kenapa? Kayak anak SD aja mereka berdua main kejar-kejaran”ucap Naufal setengah tertawa
“lo harus bikin dia jatuh cinta dan mau pacaran sama lo!” ucap regen tiba-tiba yang kemudian membuat Naufal tampak bungkam
“what??? Lo gila ya? Gue gak mau! Cewek berhijab bukan tipe gue!”
“yeh jangan gitu dong fal!! Cici itu pernah nolak abang gue! Gara-gara dia abang gue pindah ke amerika dan gue pengen liat dia marahin sama abahnya gara-gara ketahuan pacaran ama lo” jelas regen pada Naufal dengan muka memelas
“nggak ah males! Gue males sama cewek berhijab bukan tipe gue”
“oke-oke gimana kalo 500 ribu?”tawar Regen pada naufal tiba-tiba. Mendengar ucapan Regen, Naufal tampak tersenyum dan segera menyalami regen tanda bahwa ia setuju dengan tawaran regen. Namun saat itu, putra yang baru saja duduk bergabung dengan tim basketnya tiba-tiba membanting meja dan menunjukkan wajah kesal khasnya. Putra tampak menatap naufal dalam lalu membuang mukanya dan pergi.
“kenapa tuh anak? Dasar! Kambuh lagi deh sewotnya”ucap Naufal bingung melihat sikap Putra yang tampak lebih sangar dari biasanya
“jangan-jangan putra suka lagi sama cici! Wah bagus deh kalo gitu! Bisa sekalian bikin si songong patah hati” ucap regen tampak tertawa dengan puas
“dasar lo gen! Jahat amat” ucap Naufal
“iya gue jahat! Tapi lo sendiri matre kan... dasar lo kaya-kaya matre”
“hmm iya juga sih wkwk” Naufal malah tertawa mendengar ucapan Regen
***

Siang itu seperti biasa, aku tengah membantu penjaga perpustakaan untuk merapikan buku di perpustakaan. Aku memang suka berada disini karena siang hari setelah pulang sekolah perpustakaan selalu sepi . Tapi hari itu, aku tidak sendirian di perpustakaan. Ada seorang pemuda yang tampak serius berkutat dengan buku rumus fisika. Namun seperti biasa aku tampak tidak tertarik pada orang-orang di sekitarku kecuali jika orang itu adalah orang yang ku kenal. Tapi kemudian tiba-tiba saja....
“assalamualaikum”ucap seseorang yang sepertinya tidak jauh dari tempat aku membaca buku fisika
“waalaikumsalam”jawabku lalu hendak meletakkan buku fisika itu namun tiba-tiba BRAKK!!! Aku malah memukulkan buku itu pada wajah seseorang yang tiba-tiba saja muncul di hadapanku
“awww”teriaknya seraya memegangi hidungnya”lo gila ya... muka ganteng gue bakalan hancur nih gara-gara lo!!”teriaknya padaku yang kemudian membuatku sangat kesal
“kok lo sewot sih!! Kan lo yang salah muncul di hadapan gue tiba-tiba”
“yeehh...lagian lo sih! Gue panggil gak nyaut-nyaut”
“ya udah iya-iya. Ada apa?”tanya ku kemudian pada pemuda itu karena aku tidak ingin memperpanjang masalah lagi
“gue Cuma mau kenalan. Perkenalkan gue Naufal anak tim basket”ucap Naufal sambil mengulurkan tangannya padaku. Tapi aku hanya menatapnya dengan tatapan sinis
“huhh!! Dengar ya gue gak tertarik kenalan sama lo”ucapku lalu hendak berlalu. Namun kemudian Naufal malah mencegatku
“minggir!!!”ucapku kesal
“nggak! Kita harus kenalan dulu baru gue akan pergi”
“lo kok maksa sih”
“ya udah gue gak bakal maksa. Tapi gue mau antar lo pulang!! Kalo lo gak mau juga gue gak akan minggir sampai kapan pun”
“ya udah oke-oke”
“yesss...ayo”ucap Naufal seraya mengulurkan tangannya padaku tapi aku malah mengabaikannya dan berjalan lebih dulu
Saat aku keluar dari perpustakaan bersama dengan naufal. Tampak Putra yang tengah menatapku bersama Naufal dengan tatapan yang sangat tajam. Entah apa arti tatapan itu.

Keesokkan harinya, aku terpaksa harus berdiri di lapangan sekolah karena lupa mengerjakan PR fisika yang harusnya di kumpulkan hari itu. akhirnya setelah 2 jam berdiri di lapagan, bel tanda istirahat pun berbunyi. Mendengar bel itu aku pun langsung mendudukkan tubuhku di tengah lapangan
“hai..”ucap seseorang yang datang menghampiriku dengan sebotol air mineral
“lo!!! Pergi sana! Gue males bicara sama lo! Gara-gara lo gue di hukum. Seumur hidup gue gak pernah di hukum kayak gini!”
“kenapa ? apa gara-gara kemaren kita gak langsung pulang?”
“ya iyalah pake nanya lagi!!!”
“ya udah sorry!! Tapi nanti pulang bareng lagi ya..gue janji kita bakal langsung pulang!”
Mendengar ucapan Naufal padaku entah mengapa aku terus percaya padanya. Padahal aku tau, ia pastikan akan mengulangi kesalahannya yang kemarin. Tapi hatiku, hatiku ingin sekali percaya padanya” ya udah iya. Tapi awas kalo gak langsung pulang gue tampol lo pake sepatu!!”
“lo bawel juga ya!! Tapi gue suka kok”ucap Naufal padaku yang tiba-tiba membuat gempa di hatiku
“mampus!!! Ini apaan coba! Sabar ci! Jangan sampe lu suka sama nih anak!”batinku sambil terus menatap Naufal”gu..gue harus pergi!!”ucapku lalu segera menjauh dari Naufal
***

Disebuah rumah makan, tampak semua anggota tim basket berkumpul dengan sangat gembira namun tidak dengan putra, seperti biasa putra hanya diam tanpa berkomentar apapun
“kok kerja lo lama gini sih fal? Udah sebulan nih masa lo gak jadian juga sama cici”
“sabar kali gen! Lagian cici juga udah mulai terpengaruh sama gue. Buktinya nilai tryoutnya turun semua kan? Itu tuh karena dia mikirin gue terus”
“tapi itu gak cukup! Gue mau dia di permalukan di depan semua anak-anak di sekolah sampai dia gak berani lagi buat balik kesekolah dan dengan begitu, abang gue pasti bakal balik lagi ke indonesia karena gue udah berhasil balasin dendam dia!! Lo ngertikan maksud gue” ucap Regen serius pada Naufal sedangkan Naufal hanya menggeleng
Akhirnya setelah satu jam berkumpul di rumah makan tersebut, semua anggota tim basket pun segera pulang kerumahnya masing-masing. Namun dalam perjalanan pulang, Naufal tampak was-was karena ia merasa ada yang mengikutinya. Merasa di ikuti Naufal pun segera melakukan tindakan dan BRAK!!!....
Naufal pun berhasil menanggkap orang yg sedang mengikutinya dan orang itu adalah Putra.
“elo! Ngapain ngikutin gue?”tanya Naufal bingung
“cici suka sama lo dan Cici juga gadis yang baik. lo seharusnya nggak mainin dia! Gue bingung! lo sama cici kan udah pacaran kenapa harus bohong dengan Regen”ucap Putra langsung tanpa basa-basi
“lo tau banyak juga ya! Jangan-jangan orang yang waktu itu juga lo ya. Waktu cici hampir tenggelam di kolam renang gara-gara Regen bertengkar sama anak tim futsal”
Mendengar ucapan naufal, putra hanya diam dan tampak gugup
“lo kok diem? Berarti gue bener kan?” tanya Naufal pada putra lagi”oke terserah! gue gak akan maksa lo lagi. Tapi asal lo tau ya karena insiden itu cici nerima gue. Waktu gue mau melerai Regen saat itu, dari seberang kolam gue liat cici pingsan bersama dengan seorang cowok.  terus gue datengin mereka, tapi anehnya cowok itu malah pergi saat tau gue mau dateng. Pantas aja tuh cowok pergi ternyata orangnya elo ya? Dan saat cici sadar setelah lo pergi. Dia tanya apa gue yang nolongin dia. Yah gue jawab aja iya, terus gue bilang sama dia bahwa gue adalah pelindung dia bahkan walaupun dia membenci gue, gue akan tetap ada. Gue juga gak peduli dia mau atau gak jadi pacar gue tapi yang pasti gue akan ada disini...untuk dia...dan lo tau dia bilang apa selanjutnya??? DIA NERIMA GUE”jelas Naufal panjang lebar yang membuat putra tampak sangat marah
“gue gak habis pikir sama kalian. Buat apasih pacaran? Toh nggak ada manfaatnya juga kan? Contohnya cici, semua nilai dia turun gara-gara pacaran sama lo”
“lo mau tau kenapa gue pacaran sama cici?”
“karna uang kan?”
 “dulunya sih gitu. Tapi sekarang udah beda,  gue mulai suka sama cici. Gue mau dia Cuma jadi milik gue. Gue gak peduli dia mau pinter atau gak, yang penting cici bisa bahagia. Gue pengen liat dia bahagia dan gak tersiksa gara-gara belajar terus. Dan... kalo lo bener-bener care sama cici jauhin dia! Dia udah bahagia sama gue!”
Mendengar ucapan Naufal, putra hanya diam dan tampak berfikir.
***
Hari itu aku pulang terlambat dan saat aku sampai di dekat gerbang rumah, aku melihat putra keluar dari rumahku dan tampak berpamitan dengan abah. Aku sedikit bingung, namun aku tidak menghiraukan kebingunganku dan segera menghampiri abah yang masih berada di gerbang
“assalamualaikum”ucapku seraya menyalami tangan abah tapi abah malas menepisnya dan langsung menamparku”abah!!!” ucapku takut-takut pada abah seraya memegangi wajahku yang mulai memerah
“kamu pacaran?”tanya abah langsung padaku yang berhasil membungkamku
“i..i..itu”aku ingin menjawab jujur tapi lidahku terasa sangat keluh
“abah kecewa sama kamu!! Nilai kamu turun karena pacaran! padahal kamu tau kan pacaran itu tidak diperbolehkan!! apalagi kamu ini anak abah, abah ini ustad. Abah menasehati anak orang dan mereka menuruti perkataan abah. Tapi anak abah sendiri....”
“cukup!!!”ucapku tiba-tiba dengan keras kepada abah. Padahal sebelumya aku tidak pernah berucap kasar pada abah”abah malu kan punya anak seperti cici? Baiklah cici akan pergi dari sini. Cici benci abah” ucapku lalu segera pergi meninggalkan abah bahkan tanpa berucap salam sebelumnya.
***
“assalamualaikum ga”
“waalaikumsalam. Loh putra ada apa?”
“cici....”putra tampak ragu untuk membicarakan cici
“oh itu, gue juga gak tau dia dimana? Udah 3 hari dia gak masuk. Padahal UN udah di depan mata”ucap ega dengan nada sedih
“coba deh lo telpon Naufal. Naufal kan pacarnya”
“what??? Pacar? Tapi ini gak mungkin kan cici pacaran”
“cici itu cuma manusia biasa dia juga bisa berubah jadi lo gak usah shock kaya gitu”ucap Putra berusaha menenangkan Ega. Ega pun mengangguk mengerti, ia kemudian segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Naufal. Tapi ternyata Naufal sudah lebih dulu menghubungi Ega
halo fal? Cici gimana? Hah apa lo bilang? Ilang? kok bisa? Iya...iya gue kesana sekarang!!”
“ada apa?”tanya Putra tampak sangat khawatir
“cici ilang”
“apa? kok bisa?”tanya putra bingung
“itu... si naufal... dia ketahuan selingkuh”
“sial”umpat Putra kesal. Ia pun segera melacak keberadaan cici melalui ponselnya
“lo ngapain?”tanya Ega bingung melihat kelakuan putra
“gue lagi ngelacak cici. Gue tau Naufal bakal bikin cici kecewa makanya gue pasang alat pelacak di tas cici”
“widih canggih juga lo? Tapi kenapa? Kenapa lo perhatian banget sama cici? Apa lo suka dia?”tanya ega pada putra yang tampak membuat putra bungkam
“gue...gue... gue ini murid abah! Cici udah gue anggep kaya adik gue sendiri kok”ucap putra agak berfikir tapi kemudian” eh eh gue dapet!! Cici ada di....APA?”putra tampak sangat terkejut saat ia tahu cici sedang berada dimana
“kenapa put?”
“cici ada di atap sekolah! Dilantai 4! Arghh cici itu....”tanpa basa-basi putra lalu segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menyusul cici
Setelah 10 menit, putra pun sampai di sekolah. Dari bawah, putra melihat cici tengah berdiri di tepi atap seperti akan menjatuhkan dirinya. Melihat hal itu, putra pun segera menyusul cici keatap sekolah
“cici!!!”teriak putra saat ia sampai di atap sekolah
“putra?”ucap cici kaget
“gue tau lo kecewa tapi bukan gini cara nyelesainnya”
“gue...gue udah salah menilai Naufal! Gue pikir gue cinta sama dia tapi ternyata ini Cuma keinginan yang bercampur dengan rasa egois. Gue pergi dari rumah demi seseorang yang bahkan gak bisa bedain antara cinta dan keinginan. Gue...gue... gak akan mendapat maaf dari abah!!”
“itulah perbedaan antara anak dan orang tua. Anak selalu saja mengingat kesalahan orang tuanya, sedangkan orang tua? Tidak sedikit pun mereka mengingat kesalahan anaknya.orang tua memang sering marah, tapi bukan karena mereka kecewa memiliki anak seperti kita melainkan karena mereka sangat sayang sama kita. Kau tau? Ada banyak cara untuk menikmati senja sama seperti cinta, ada banyak cara untuk menunjukkan cinta selain pacaran yaitu dengan doa. Doa yang tulus akan menjadikan cinta itu tulus dengan Tuhan sebagai pengatur pertemuan terbaik”
Saat itu bagiku, putra sangat berbeda dari biasanya. Aku merasa putra selalu memperhatikan ku. Tapi arghhh sudahlah, aku merasa takut untuk jatuh cinta. Jujur saja, aku hanya takut ini bukan cinta tapi Cuma rasa kasihan dari seorang teman.
***
Waktu terus berlalu dengan sangat cepat, tanpa terasa hari kelulusan pun tiba. Semua tampak bahagia karena lulus dengan hasil yang memuaskan. Namun di balik kebahagiaan ini juga tersimpan sebuah kesedihan yang sangat mendalam karena bisa jadi ini akan menjadi akhir dari pertemuan kita dengan beberapa teman terbaik kita. Yah, seperti pertemuanku dengan Putra misalnya.
“lo jadi ambil beasiswa ke jerman put?”tanyaku pada putra yang masih tampak sibuk dengan ponselnya
“hmm”jawab putra seadanya
“emmm gue boleh minta tanda tangan lo gak?”
Mendengar ucapanku, putra tampak tersenyum tipis. Ia mengangguk lalu segera memberikan tanda tangannya di seragamku
“oke thanks ya... o iya ini”ucapku seraya memberikan sesuatu pada Putra
“sajadah?”tanya putra bingung
“kan lo gak mau tuh coret-coret seragam jadi sebagai gantinya buat kenang-kenang gue kasih itu deh”
“thanks ya tapi sorry gue harus urus paspor gue dulu” hendak pergi
“putra tunggu!! Putra gue suka sama lo”ucap ku tiba-tiba yang membuat putra kembali menghampiri ku
“apa?”putra malah bertanya kepadaku yang membuatku bingung harus menjawab apa.
Aku pun menjawab seadanya”gue suka lo!”ucapku pelan
Mendengar ucapanku, aku tau putra sangat senang. Tapi apa yang ia ucapkan sama sekali tidak aku duga
“terima kasih ci! Tapi gue rasa lo salah paham. Buat gue, lo udah kayak adik gue sendiri dan lo tau kan? Gue gak mau pacaran”
“hah? Ahh bener juga ya”jawabku bingung dan kecewa
 “oh iya, Lo juga mau ke kairo kan? Makanya lo juga harus segera ngurus paspor”ucap putra tiba-tiba padaku. Dari arah pembicaraannya kelihatan sekali ia ingin menghindariku
“haha iya juga ya”ucapku berusaha tertawa di hadapan putra ” By the way thanks karena udah daftarin gue ikut beasiswa di sana. Gue pikir gue gak akan bisa kuliah”ucapku seraya terseyum miris pada putra
“ngomong apa sih lo? Lo kan pinter gak akan susah lah buat dapet beasiswa asal lo punya kemauan dan usaha”
“iya lo bener! Seandainya aja gue bisa seperti lo”ucap ku mengandai
“Tuhan selalu tau apa yang kita butuhkan dan Tuhan juga selalu tau kehidupan seperti apa yang cocok untuk kita. Kita sering berfikir jika kehidupan orang lain sangat sempurna dan ingin hidup seperti mereka padahal hidup seperti itu belum tentu cocok untuk kita. So just be your self. Bangga sama apa yang kita punya sekali pun gak sesempurna milik orang lain”
Mendengar ucapan putra aku hanya diam. Dia orang yang sangat positif. Tidak seperti aku. Bahkan walaupun berada di lingkungan anak basket yang mayoritas playboy dia tetap menjadi putra yang cuek dan dingin. Aku senang, sampai akhir pertemuanku dengannya dia tidak berubah sedikit pun.
“o iya satu lagi” ucapku tiba-tiba yang membuat suasana kembali tegang”soal yang tadi gue....”
“udah gue lupain kok”jawab putra langsung memotong kalimatku
“oh ok”
“ya udah! Sekolah yang bener ya, lo harus jadi sarjana dan cari kerja. setelah itu lo harus bahagian orang tua. Jangan puber terus kayak gini” tambah putra lagi
“hmm”jawabku sambil mengangguk pelan
“assalamualaikum”pamit putra padaku lalu segera berlalu
“waalaikumsalam”jawabku pelan seraya terus mentap punggung putra”waktu pertama kali kita ketemu juga kaya gini. Gue Cuma bisa ngembiarin lo pergi”ucapku pelan

Flashback Off................................................................
“cici ayo” teriak ega padaku yang membuat aku menjatuhkan album foto itu
Melihat album foto yang aku jatuhkan. Ega pun segera memungutnya
“foto ini!! Cici, nanti sore gue temenin ya”ucap Ega padaku sedangkan aku hanya melamun
“ya udah sekarang kita berangkat kerja dulu, ayo!!”ajak Ega lagi padaku. Aku pun hanya mengangguk pelan
***
“saya sudah menolak lamaran kamu! Jadi buat apa lagi kita bertemu”
“saya hanya ingin tau mengapa kamu menolak lamaran saya. Bukankah saya berhak tau? Siapa tau kamu Cuma sedikit salah paham tentang saya”
“putra! Saya pikir saya mengenal kamu dengan baik! saya pikir kamu tidak akan membohongi perasaan kamu hanya untuk balas budi! Tapi ternyata saya salah!”
“ci... maksud kamu apa? balas budi yang mana?”
“8 tahun yang lalu saya bilang saya suka sama kamu. Tapi apa? kamu menolak saya. Jadi bagaimana perasaan kamu bisa berubah begitu saja bahkan tanpa pernah bertemu dengan saya?”
“kau tau? Perasaan saya tidak pernah berubah. Saya menyukai kamu ci. Tapi saya tidak bisa mengatakannya, lidah saya terlalu keluh untuk mengatakan itu. lagi pula saya takut itu bukan cinta tapi Cuma hasrat yang nanti akan membuat kita sama-sama tersakiti”
“lalu mengapa kali ini kamu kembali”ucapku dengan nada agar bergetar karena aku tau bahwa perasaanku pada putra juga tidak sedikit pun berubah
“saya...saya ingin menebus dosa saya padamu di masa lalu. waktu itu saya berbohong dengan mengatakan tidak menyukaimu. Padahal saya sudah menyukaimu sejak lama. Saya menyukaimu sejak saya menjadi murid ngaji abah. Bahkan saya sering merasa konyol dengan menyukaimu, saya tetap menyukaimu walau saya tau kamu menyukai Naufal”
Suasana tiba-tiba saja hening. Putra berhenti bicara demikian pula dengan aku. Bahkan abah dan Ega yang berada di antara kami pun tidak mengatakan apa pun
“baiklah”ucapku yang mulai membuka suara”karena kamu mendapatkan apa yang kamu ingin tau. Berarti urusan kita sudah selesai bukan?”
Mendengar perkataanku, putra tampak kehilangan harapan. Ia pun hanya mengangguk pelan” ya sudah, abah,ega , cici saya pulang dulu ya. Assalamualaikum”ucapnya hendak berlalu
“putra tunggu!! Saya suka sama kamu! Mau kah kamu menjadi pendamping hidup saya”ucapku tiba-tiba yang membuat putra langsung berbalik dan menghampiriku
“apa?”
“apanya yang apa? kali ini kamu harus jawab jujur kalau tidak jangan harap saya akan menerima lamaran kamu untuk yang ketiga kalinya”ancamku pada putra yang malam membuatnya tertawa geli
“ya sudah, besok ya! Saya akan bawa ibu dan bapak untuk menemui kamu. Tapi kamu janji ya. Kali ini kamu gak akan lari lagi kayak kemarin”
“hmm liat saja besok”godaku pada putra yang membuat putra bingung. aku pun segera menarik Ega untuk mengajaknya ke masjid”ya sudah kami pergi dulu ya. Assalamualaikum”ucapku dan Ega bersamaan
“waalaikumsalam”jawab abah dan Putra



Didalam hidup ada banyak hal yang harus kita pahami. Di dalam hidup ada banyak hal yang harus kita mengerti tanpa rasa egois diri. Di dalam hidup ada banyak hal selain mencintai. Karena di dalam hidup bukan hanya tentang cinta tapi juga tentang cita-cita. Cita-cita yang akan membawa kita kepada kesuksesan. karena orang yang sukses akan mendapatkan orang yang sukses pula. karena Orang yang baik akan mendapatkan orang yang baik pula.dan Karena cinta tidak pernah salah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar